EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) siap mendukung implementasi Biodiesel 20 persen (B20) yang akan dimulai pada 1 September mendatang. Kebijakan tersebut merupakan kiat pemerintah untuk bisa memperkecil defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD).
"Ya siap. Kalau ada suplai FAME (Fatty Acid Methyl Esters/bahan baku biodiesel)," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati usai mengikuti rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Rabu (29/8).
Nicke menjelaskan, tanggung jawab Pertamina adalah mencampur biodiesel dan menyalurkannya ke masyarakat. Dia mengatakan, setelah 1 September, seluruh Badan Usaha (BU) BBM memiliki kewajiban untuk menggunakan B20.
"Semua akan melakukan best effort. Per 1 September kita semua siap," kata Nicke.
Baca juga, Pertamina Serap 900 Juta KL Biodiesel
Sementara, terkait harga, Nicke berupaya untuk tidak membebani masyarakat. Saat ini, kata Nicke masih dilakukan negosiasi kontrak yang akan disepakati paling lambat pada Jumat (31/8).
"Intinya kita tidak mau membebani masyarakat dengan harga. Tapi, ada BPDP Kelapa Sawit yang punya alokasi dana yang bisa dikompensasi kepada BU BBM kalau ada peningkatan harga," katanya.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor juga mengatakan, pada Jumat mendatang akan dilaksanakan penandatanganan kontrak antara BU BBM dan produsen biofuel. Dia menegaskan, dari sisi produsen sudah siap untuk melaksanakan B20.
"Kita dari dulu sudah siap. Dari dua tahun lalu kita siap. Sudah diatur semua tadi, Tidak ada masalah," kata Tumanggor.