EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan reaksi pasar akibat krisis keuangan di Argentina dan Turki. Darmin pun menekankan, saat ini pemerintah berupaya meningkatkan ketahanan Indonesia dari dampak eksternal tersebut.
"Kalau ada negara hampir tengkurap, negara-negara lain pasti dampaknya semuanya kena," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (31/8).
Darmin menjelaskan, pasar bergejolak setelah timbul kabar tentang krisis di Argentina dan Turki. Hal itu kemudian membuat pasar waspada terutama pada negara-negara berkembang.
Baca juga, Jelang Akhir Pekan, Rupiah Jatuh ke Rp 14.700 per Dolar AS
"Pasar itu kan reaksinya itu umumnya agak lebih. Ada negara yang terkena berita, dia mulai bilang, oh, jangan-jangan ini menular. Pasang dulu posisi. Besok-besok dia bilang, oh tidak menular ternyata. Dia sesuaikan," kata Darmin.
Oleh karena itu, Darmin meminta seluruh pihak untuk tetap tenang. Dia mengatakan, pemeritnah telah menyusun langkah dan kebijakan untuk menjawab tekanan eksternal tersebut.
Salah satu upaya pemerintah adalah memperbaiki neraca dagang yang mengalami defisit mencapai 3,09 miliar dolar AS hingga Juli 2018. Jurus yang diterapkan pemerintah adalah dengan memperluas penerapan biodiesel 20 persen (B20) mulai 1 September 2018.
"Neraca perdagangan kita berharap pada akhir tahun sudah mulai bisa positif," kata Darmin.