EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meyakini penguatan dolar AS terhadap mata uang rupiah berpeluang meningkatkan transaksi pembelian saham oleh investor lokal. Peluang peningkatan transaksi pembelian saham ini didorong oleh harga saham emiten yang ikut terkoreksi.
"Sebagian investor melihat kondisi ini sebagai kesempatan untuk masuk karena harga saham lagi murah (terjangkau)," kata Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY Irfan Noor Riza di Yogyakarta, Kamis (6/9).
Menurut Irfan, penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah ini membuat sebagian investor asing melakukan aksi jual saham atau profit taking (ambil untung) yang mengakibatkan harga-harga saham menjadi jatuh. "Bagi mereka yang melihat peluang pasti melihatnya harga saham jadi murah dan terjangkau," kata dia.
Tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ini, menurut dia, tidak akan berlangsung lama karena emiten-emiten pasar modal Indonesia masih banyak yang berfundamental kuat. "Kami yakin IHSG akan kembali positif, apalagi penguatan dolar AS ini juga berdampak pada mata uang lain," kata dia.
Irfan berharap seiring dengan peningkatan pembelian saham oleh investor domestik, IHSG akan kembali mengalami kenaikan. Dengan kondisi itu kepemilikan saham domestik akan lebih besar dibandingkan dengan kepemilikan asing.
Pada Kamis (6/9) pagi, IHSG kembali dibuka melemah 21,53 poin atau 0,38 persen menjadi 5.661,96. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 5,34 poin atau 0,60 persen menjadi 885,19.
Data BEI DIY mencatat pertumbuhan pasar modal cukup signifikan di DIY. Hal itu dipicu meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi.
Per Juli 2018 tercatat jumlah investor di DIY 36.437 Investor. Lebih dari 10 persen dari total penduduk DIY telah melek investasi di pasar modal. Dengan transaksi rata-rata per bulan selama 2018 (Januari-Juli) adalah Rp 757 miliar.