EKBIS.CO, GRESIK -- PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA bekerja sama dengan PT Polowijo Gosari siap mengembangkan pabrik pupuk magnesium berkapasitas 1 juta ton per tahun. Kedua perusahaan ini akan menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 1 triliun hingga akhir 2019.
Kerja sama investasi kedua perusahaan ditandai dengan peletakan batu pertama pengembangan pabrik di kawasan Gosari, Gresik, Jawa Timur, Jumat (7/9). Peletakan batu pertama ini dihadiri Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro, Dirut PPA Henry Sihotang, Dirut PT Polowijo Gosari Deddy Harnoko, Chairman Plowijo Group Achmad Djauhar Arifin dan Direktur PT Magnesium Gosari Indonesia Andriano.
Dirut Polowijo Gosari Deddy Harnoko mengatakan dari rencana kapasitas 1 juta ton produksi magnesium sebanyak 80 persen akan dijadikan pupuk magnesium. Selebihnya 20 persen antara lain untuk kebutuhan bahan baku aluminium.
Magnesium berasal dari batuan dolomite, mineral alam yang mengandung unsur hara Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) yang digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya sebagai pupuk tanah pertanian, tanah perkebunan, dan juga di industri aquaculture (perikanan/tambak) bahkan untuk industri logam (magnesium aluminium).
Polowijo Gosari memiliki sumber bahan baku sekaligus produsen magnesium terbesar di Indonesia yang memiliki cadangan lebih dari 500 juta ton di atas konsesi tambang seluas lebih dari 700 hektare dengan kualitas tinggi. "Saat ini kapasitas produksi pabrik pupuk magnesium Polowijo baru mencapai 300 ribu ton per tahun. Ini yang akan dilakukan kerja sama investasi agar bisa mencapai 1 juta ton per tahun," kata Deddy.
Pupuk magnesium yang dihasilkan akan didistribusikan kepada Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dan perkebunan besar swasta nasional di seluruh Indonesia. Selanjutnya setelah kapasitas mencapai 1 juta ton, pabrik akan dikembangkan untuk memproduksi pupuk jenis Kieserite, produk turunan dari pupuk magnesium yang memiliki unsur hara lebih tinggi dengan kandungan MgO sebesar 40 persen yang berguna untuk pembentukan inti klorofil.
Saat ini, kebutuhan pupuk Kieserite di Indonesia mencapai sekitar 2,5 juta ton per tahun, sebesar 300 ribu-500 ribu ton diantaranya diimpor dari Eropa dan Cina. "Nantinya, setelah memproduksi pupuk jenis Kieserite ini, pabrik Polowijo Gosari akan menjadi pabrik Kieserite pertama di Asia Tenggara," ujar Deddy.
Sementara itu, Direktur Utama PPA Henry Sihotang mengatakan kerja sama investasi dilakukan melalui anak usahanya PT PPA Kapital yang membentuk perusahaan patungan PT Magnesium Gosari Internasional. "Investasi senilai Rp 1 triliun berasal dari internal maupun pinjaman perbankan," ujar Henry.
Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan, kerja sama investasi PPA dengan Polowijo Gosari ini menjadi contoh pengembangan bisnis BUMN dengan swasta.
"Kami mendorong BUMN bekerja sama tidak hanya sesama perusahaan milik negara, tetapi juga dengan pihak swasta. Ini namanya sinergi bersama membangun bangsa. Tidak perduli induk usaha, anak usaha, bahkan cucu usaha BUMN juga bisa mengembangkan diri untuk lebih maju," ujar Aloysius.