EKBIS.CO, RIYADH -- Arab Saudi saat ini sudah menyetuji investasi di pesaing Tesla, Lucid Motors. Dilansir dari Money CNN, Selasa (18/9), Arab Saudi dipastikan melakukan investasi tersebut senilai satu miliar dolar AS.
Saat ini Lucid sedang merencanakan mobil listrik baru berkinerja tinggi. Investasi dari Arab Saudi dikabarkan akan memungkinkan penyelesaian rekayasa pada mobil listrik tersebut yang dinamai Lucid Air.
Selain itu, investasi tersebut dipastikan tidak hanya untuk produksi mobil listrik tersebut saja. Rencananya, Lucid juga akan membangun pabrik di Casa Grande, Arizona, dan mulai menjual mobil listrik tersebut pada 2020.
Chief Technology Officer Lucid, Peter Rawlinson, yang dulunya merupakan wakil presiden dan Kepala Vehicle Engineer Tesla mengatakan Lucid Air akan memiliki fitur mewah yang tidak dimiliki mobil listrik Model S milik Tesla. Dia mengatakan akan memiliki lebih banyak ruang interior dan kursi belakang yang bisa berputar menjadi 55 derajat.
"Saya percaya bahwa tidak ada yang benar-benar memanfaatkan manfaat elektrifikasi. Ini memberi banyak ruang untuk kenyamanan dan kemewahan," ujar Rawlinson, Selasa (18/9).
Kinerja Lucid Air diharapkan akan sebanding jika tidak unggul dari Model S dari Tesla. Dalam situs resmi Lucid, dikabarkan Lucid Air akan memiliki jangkauan lebih dari 400 mil dengan sekali pengisian, dibandingkan dengan 335 mil untuk Model S untuk jarak terpanjang.
Hal itu juga ditambah dengan kecepatan melaju lebih dari 200 mph dan berakselerasi dari 0 hingga 60 mph hanya dalam 2,5 detik. Angka tersebut tepat di belakang rekor 2,28 detik yang ditetapkan oleh Model S.
Selama ini, Arab Saudi sudah menjadi investor besar di Tesla (TSLA). Bulan lalu CEO Tesla Elon Musk mengungkapkan Arab Saudi telah mengambil hampir lima persen saham di perusahaan mobil listrik Tesla.
Musk mengatakan Arab Saudi sudah melakukan pendekatan selama hampir dua tahun untuk mengambil Tesla. Arab Saudi menawarkan untuk penyediaan dana yang diperlukan untuk Tesla.
Arab Saudi dikabarkan mulai berinvestasi dalam kendaraan listrik dengan tujuan tertentu. Salah satunya, Arab Saudi melakukan hal tersebut dikabarkan agar tidak terus menerus ketergatungan pada investasi minyak.