Jumat 21 Sep 2018 16:29 WIB

Gunakan Polder, KTM Cahaya Baru Kembangkan Padi Tanah Rawa

Sistem Polder akan membantu meningkatkan produktifitas padi di kawasan tersebut.

Red: Gita Amanda
Sekretaris Daerah Barito Kuala, Supriyono saat meninjau lokasi Prukades bersama Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKTrans), M Nurdin dan Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi (PKP2Trans), R Hari Pramudiono di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Jumat (21/9).
Foto: Kemendes PDTT
Sekretaris Daerah Barito Kuala, Supriyono saat meninjau lokasi Prukades bersama Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKTrans), M Nurdin dan Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi (PKP2Trans), R Hari Pramudiono di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Jumat (21/9).

EKBIS.CO, BARITO  KUALA -- Kawasan Transmigrasi Cahaya Baru di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan mengembangkan komoditi padi sebagai Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Kawasan yang berada pada lokasi tanah rawa ini akan menggunakan sistem Polder untuk mengoptimalkan pengembangan sektor pertanian.

Hal tersebut dikatakan Sekretaris Daerah Barito Kuala, Supriyono saat meninjau lokasi Prukades bersama Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKTrans), M Nurdin dan Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi (PKP2Trans), R Hari Pramudiono di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Jumat (21/9). Supriyono mengatakan ada satu input pengembangan pertanian yakni optimalisasi pertanian kawasan rawa.

"Sebelumnya sebagian tanah sawah ini digarap secara tradisional. Dulu lahannya berduri dan tidak bisa diapa-apakan. Kemudian dilakukan perubahan khususnya dilakukan pengairan dengan sistem persawahan rawa," katanya.

Supriyono menambahkan, terdapat 750 hektare pengembangan sawah di kawasan transmigrasi ini. Pengembangan tahap pertama dilakukan seluas 250 hektare.

Menurutnya, sistem Polder akan membantu meningkatkan produktifitas padi di kawasan tersebut. Ia optimistis, keberhasilan pengembangan padi kawasan tersebut dapat direplikasi oleh kawasan transmigrasi tanah rawa lainnya.

"Kalau sekarang penanaman (padi) satu kali dalam satu tahun. Dengan sistem Polder ini harapannya minimal bisa dua kali setahun, syukur-syukur bisa tiga kali," lanjutnya.

Ia menceritakan, Kawasan Transmigrasi Cahaya Baru telah ditetapkan sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM) sejak tahun 2006 oleh Menteri Ketengakerjaan dan Transmigrasi, Erman Suparno. Saat itu, Erman Suparno mengajak pemerintah daerah untuk mempercepat pengembangan kawasan tersebut.

photo
Sekretaris Daerah Barito Kuala, Supriyono saat meninjau lokasi Prukades bersama Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKTrans), M Nurdin dan Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi (PKP2Trans), R Hari Pramudiono di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Jumat (21/9).

"Saat itu (Erman Suparno) datang ke sini (Kawasan Transmigrasi Cahaya Baru) sekaligus datang ke Desa Karang Indah. Beliau membandingkan antara Cahaya Baru dan Desa Karang Indah. Kemudian beliau membisikkan agar bagaimana caranya Cahaya Baru secara cepat bisa sama dengan Karang indah. Maka lahirlah KTM ini," ungkapnya.

Ia melanjutkan, Barito Kuala sendiri awalnya merupakan salah satu dari 144 kabupaten tertinggal. Namun menurutnya, saat ini telah meningkat menjadi kabupaten berpotensi maju. Ia berharap, pengembangan Prukades di KTM Cahaya Baru tersebut dapat mendorong Kabupaten Barito Kuala benar-benar menjadi kabupaten maju.

"Semoga dengan ini Barito Kuala tidak hanya menjadi daerah potensi maju, tapi benar-benar maju," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement