Sabtu 13 Oct 2018 05:37 WIB

ISMI Perkuat UMKM di Era Digital

ISMI fokus pada pengembangan ekonomi sektor mikro.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Se-Indonesia (ISMI) Ilham A Habibie (kiri) memperlihatkan mockup  bantuan untuk korban gempa dan tsunami bekerjasama dengan Baznas saat acara Musyawarah Nasional (Munas) ke-2, di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Jumat (12/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Se-Indonesia (ISMI) Ilham A Habibie (kiri) memperlihatkan mockup bantuan untuk korban gempa dan tsunami bekerjasama dengan Baznas saat acara Musyawarah Nasional (Munas) ke-2, di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Jumat (12/10).

EKBIS.CO, BANDUNG -- Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) yang ke-2 di Hotel Grand Asrilia, Bandung 12 -13 Oktober 2018. Dalam Munas kali ini, ISMI akan fokus membahas penguatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di era digital.

Ketua Umum ISMI Ilham A Habibie mengatakan selama lima tahun terakhir, ISMI berperan sebagai wadah organisasi saudagar muslim yang berperan menghimpun berbagai unsur pengusaha dari berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, ISMI (dalam wilayah pusat, wilayah, maupun daerah) berfungsi mendorong dan memotivasi anggotanya untuk meningkatkan kreativitas dalam melaksanakan program kerja. Tujuan luhurnya, antara lain mewujudkan masyarakat madani dan budaya bisnis yang beretika, sesuai potensi keunggulan produknya di daerah masing-masing.

Ilham menuturkan ISMI fokus pada pengembangan ekonomi sektor mikro, yakni UMKM. Karenanya menghadapi era digital saat ini, perlu adanya penguatan pada pelaku UMKM.

"Inilah yang disebut potensi ukhuwah jadi secara bersama-sama memperkuat UKM. Kita buat program khusus UKM. Kita ini di era digital jadi pasti ada dampak ke bisnisnya yang harus mengikuti," kata Ilham usai pembukaan Munas ISMI yang bertemakan "Menggalang Potensi dan ukhuwah Saudagar Muslim Dalam Memperkuar UKM di Era Digital".

Menurut Ilham, selama ini ada beberapa  kendala pengembangan UMKM. Misalnya konsistensi kualitas produk yang disebutnya masih kerap berubah-ubah. Maksudnya, suatu produk UMKM terkadang di awal kualitasnya bagus, tapi kemudian menjadi kurang bagus.

Kemudian, tambahnya, modal juga kerap menjadi hambatan para pengusaha kecil ini melebarkan sayapnya. Alhasil produknya tidak bisa berkembang karena keterbataasan pembiayaan. 

"Akses ke pasar juga terbatas. Ada keterbatasan teknologi intenet. Itu sebenarnya masalah klasik yang memang belum seluruhnya terpecahkan," ujarnya.

Pelatihan rutin dikatakannya menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan membantu pelaku UMKM bertahan dan berkembang.  Oleh karenanya, ia menyebutkan ISMI ingin membantu penguatan UMKM di era digital. Di mana teknologi yang berkembang semakin pesat harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Contonya, pemasaran produk melalui digitalisasi hingga inovasi produk yang tidak boleh diabaikan.

Ia mengungkapkan inovasi bukan hanya diterapkan pada bidang keilmuan dan teknologi. Inovasi juga harus menjadi bagian dalam konteks kewirausahaan sebagai upaya mengembangkan produk.

"Suatu produk tampil dengan fitur-fitu baru. Teknologi proses atau cara menjual yang baru. Jadi jenis inovasi itu banyak. Kalau di kota itu banyak yg punya ide cerdas tapi tidak jadi apa-apa. Makanya ide oke banyak yang punya tapi marilah kita mewujudkan jadi prototype. Prototype juga harus jadi produk," tuturnya.

Ia mendorong, inovasi teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi juga bisa berdampingan dengan sektor industri. Sehingga inovasi itu tidak hanya menjadi riset penelitian yang berakhir di lembaran kertas. Melainkan menjadi produk yang berkualitas dan memiliki nilai jual.

"Jadi penelitian itu ditetapkan dalam produk dan jasa yang disediakan kepada masyarakat. Supaya produk kita lebih unggul, punya daya saing," kata dia.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang hadir pada Munas ISMI juga mendorong agar para pengusaha muslim bisa berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Apalagi populasi di Indonesia mayoritas adalah Muslim. Karenanya ekonomi berbasis keumatan yang dikembangjan pengusaha muslim ini bisa menjadi upaya membantu pemerintah meningkatkan taraf hidup warganya.

"Mudah-mudahan ISMI mampu jadi pilar bangsa, pilar akidah dan tentunya pilar ekonomi bangsa Indonesia. Harapan kami ada kontribusi yang kami harapan dan kami tunggu dari ISMI untuk masyarakat Jawa Barat," harap Uu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement