Rabu 17 Oct 2018 16:46 WIB

Dampak El Nino, Musim Tanam di Banyumas Mundur

Areal yang masih bisa tanam sekitar 3.000 hektare.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Friska Yolanda
Sawah terdampak kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Sawah terdampak kekeringan.

EKBIS.CO,  BANYUMAS -- Dampak el Nino telah menyebabkan waktu datangnya musim hujan di wilayah Kabupaten Banyumas mundur dari jadwal. Hal ini juga berdampak pada datangnya musim tanam padi. 

"Sebagian besar sawah di Banyumas yang awalnya diperkirakan bisa tanam paling lambat pertengahan Oktober, terpaksa mundur," jelas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas, Widarso, Rabu (17/8).

Namun, dia menyebutkan, tidak seluruh lahan sawah yang terpaksa menunda musim tanam. Untuk lahan yang terjangkau air dari saluran irigasi, saat ini sudah mulai mengolah tanahnya karena air irigasi sudah dialirkan. 

"Namun untuk areal yang tidak terjangkau air di saluran irigasi, terpaksa menunda masa tanam sampai November 2018," jelasnya. 

Areal persawahan yang saat ini sudah mulai mengolah sawahnya antara lain lahan sawah yang mendapat pengairan dari irigasi bendung gerak Serayu. Air di saluran irigasi dari bendung gerak tersebut, menurutnya, sudah mulai dialirkan sejak pertengahan September 2018.

Widarso menyebutkan, lahan sawah yang saat ini mendapat pengairan dari irigasi Bendung Gerak Serayu, antara lain berada di wilayah sebagian Kecamatan Kebasen, Kemranjen, Sumpiuh dan Kecamatan Tambak. 

"Luas areal sawahnya, sekitar 3.000 hektare," katanya.

Selain dari sawah di wilayah itu, menurutnya, juga ada areal persawahan di daerah lain yang bahkan sudah selesai musim tanam. Antara lain, sawah di wilayah Desa Karanganyar, Kedungwuluh dan Notog Kecamatan Patikraja yang mendapat irigasi dari saluran irigasi Sungai Banjaran. 

"Dengan demikian, tidak semua sawah di Banyumas baru mengolah sawah pada November 2018," katanya. 

Namun dia mengakui, untuk sebagian besar areal sawah lainnya, masih harus menunggu datangnya musim penghujan. Dengan kemunduran waktu tanam, maka waktu panen serentak juga akan mengalami kemunduran.  

Terkait dengan kondisi cuaca saat ini, prakirawan cuaca BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Deas Rifai, sebelumnya mengakui hujan yang sempat terjadi di beberapa wilayah Jateng Selatan bagian barat, bukan karena saat ini sudah memasuki musim penghujan. Dia menyebutkan, musim kemarau masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2018. 

"Waktu musim penghujan ini mundur sekitar dua mingguan dari perkiraan awal," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement