EKBIS.CO, BONTANG -- PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) segera melakukan soft launching dan pengoperasian Dermaga Makassar New Port (MNP). Realisasi pekerjaan fisik untuk dermaga atau Paket 1A telah rampung 100 persen.
Direktur Utama PT Pelindo IV Farid Padang saat ditemui di sela-sela Rapat Koordinasi BUMN di Bontang, Kalimantan Timur, Senin (29/10), mengatakan hingga 15 Oktober 2018, pembangunan MNP secara agregat telah mencapai 86,90 persen.
"Paket 1A sudah 100 persen, selanjutnya pekerjaan fisik untuk causeway dengan lapangan penumpukan atau Paket 1B sekitar 85,86 persen. Kemudian Paket 1C atau breakwater sekitar 70,99 persen. Kehadiran Makassar New Port dapat meningkatkan gerak roda perekonomian Kawasan Timur Indonesia," katanya.
Dia menuturkan, dermaga Paket 1A yang rampung tersebut telah dilengkapi alat Container Crane (CC). Secara umum, pengerjaan MNP terbilang lebih cepat dari target yang dicanangkan sebab, pengerjaannya dilakukan serentak dari darat dan laut, sehingga bisa mempercepat proses pengerjaan. Terlebih lagi, proyek ini 100 persen menggunakan tenaga kerja lokal Indonesia.
"Ketika Menteri BUMN Ibu Rini Soemarno datang untuk kesekian kali meninjau MNP beberapa waktu lalu, beliau meminta kami untuk memastikan pengerjaan MNP berjalan sesuai target," ujar Farid.
Farid menyebutkan, pada soft launching MNP nanti, pihaknya juga akan melakukan direct export atau ekspor langsung perdana dari Makassar ke Eropa melalui MNP.
Hal itu, lanjut dia, sekaligus Pelindo IV ingin menunjukkan kepada publik maupun kepada operator pengguna jasa serta semua asosiasi, stakeholder yang terlibat dalam pelabuhan bahwa kehadiran MNP sangat membantu dan membuka ruang ekspor menjadi lebih besar.
Menurut dia, MNP akan menjadi hub besar di Indonesia Timur untuk mengubah pola angkutan kapal-kapal berukuran besar sekaligus mengurai antrian yang terjadi di pelabuhan eksisting, di Terminal Petikemas Makassar.
"Jumlah kapal sudah sangat padat di dermaga kami yang sekitar 850 meter di TPM. Beroperasinya dermaga MNP Paket 1A ini akan meningkatkan kapasitas angkut menjadi sekitar 1 juta sampai 1,5 juta TEUs, jauh lebih besar dari kapasitas maksimum di TPM yang hanya 350.000 TEUs," jelasnya.
Keseluruhan proyek MNP ini menelan investasi sebesar Rp 89,57 triliun yang terbagi menjadi beberapa tahap dan paket. Pada Tahap I, terbagi menjadi empat paket pengerjaan dengan jangka waktu sejak 2015 sampai dengan 2022.
Paket I-A (2015-2018) menelan investasi mencapai Rp 2,51 triliun, paket I-B (2018-2020) mencapai Rp 1,66 triliun, paket I-C (2020-2022) mencapai Rp 2,69 triliun dan paket I-D (2015-2022) mencapai Rp 6,14 triliun.
Pengerjaan Tahap II dan Ultimate (MNP Integrated Economic Zone) menelan investasi masing-masing sebesar Rp 10,01 triliun dan Rp 66,56 triliun, dengan masa pengerjaan proyek sejak 2022 - 2025.
"Ketika telah terealisasi seluruhnya, maka MNP akan memiliki total kapasitas mencapai 17,5 juta TEUs," katanya.