Rabu 07 Nov 2018 08:42 WIB

Barantan Sabet 3 Penghargaan di Festival Bunga Dunia 2018

Barantan dukung upaya penggiat seni merangkai bunga di ajang internasional

Red: EH Ismail
Delegasi Indonesia berhasil memenangkan tiga kategori lomba sekaligus di ajang Festival Bunga Dunia 2018
Delegasi Indonesia berhasil memenangkan tiga kategori lomba sekaligus di ajang Festival Bunga Dunia 2018

EKBIS.CO, TAICHUNG -- Delegasi Indonesia berhasil memenangkan tiga kategori lomba sekaligus di ajang Festival Bunga Dunia 2018. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pertanian (Barantan), Antarjo Dikin mengatakan, pihaknya sejak awal mendukung upaya penggiat seni merangkai bunga di ajang internasional.

"Kementerian Pertanian melalui Barantan menjaminan kesehatan dan keamanan produk pertanian melalui  layanan karantina ekspor cepat di Karantina Soekarno Hatta sesuai persyaratan negara tujuan," kata Antarjo dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.

Menurut Antarjo, petugas karantina Soekarno Hatta selaku pengawas di tempat pengeluaran, melalukan serangkaian pemeriksaan sesuai dengan persyaratan dan prosedur antar negara. Setelah dipastikan tidak terdapat organisme pengganggu tumbuhan yang dilarang oleh otoritas karantina negara tujuan, maka surat kesehatan tumbuhan atau phytosanitary certificate diterbitkan.

"Fasilitasi ini merupakan dukungan Kementan terhadap industri kreatif dalam hal ini kerajinan tangan floral yang trennya terus meningkat," ujar Antarjo

Ketua Asosiasi Bunga Indonesia (Abindo), Karen Tambayong mengatakan, pihaknya menonjolkan bunga khas Indonesia, Phalaenopsis amabilis, anggrek bulan ungu untuk festival kali ini. Sehingga berhasil memenangkan tiga kategori sekaligus.

Tiga penghargaan tersebut masing-masing kategori General Individual dengan predikat Excellent, Plant Arrangement dengan predikat Bronze dan terakhir untuk kategori Flower Arrangement dengan predikat Silver. Karen yang juga penggagas Yayasan Janur Indonesia menyampaikan keinginannya untuk lebih sering membawa janur ke ajang internasional.

Karen juga mengungkapkan harapannya tentang janur yang merupakan bagian dari sejarah Indonesia. Ia berharap segera dipatenkan ditingkat dunia agar tetap menjadi milik Indonesia. "Janur sebagai ciri dan identik bangsa kita, karena tekniknya unik dan hanya dimiliki oleh Indonesia," tambahnya.

Diikuti oleh 23 negara di dunia, Taichung World Flora Exposition digelar dikota nomor dua terbesar di Taiwan, Taichung. Event digelar selama 6 bulan yakni pada tanggal 3  September 2018 hingga 24 April 2019. Penyelenggara pameran flora berkelas dunia ini adalah Asosiasi Produsen Hortikultra Dunia, the International Association of Horticultural Producers (AIPH). Tuan rumah kegiatan yang diprediksi akan menyedot 8 hingga 10 juta wisatawan asing ini, berganti disetiap tahunnya sesuai dengan rekomendasi AIPH.

 

Seni merangkai bunga di ajang internasional tidak saja merupakan promosi bunga sebagai komoditas tumbuhan segar unggulan ekspor kita, namun juga dapat memberikan nilai tambah dan memberikan kontribusi pada perekonomian.

Mengutip data yang dirilis Badan Ekonomi Kreatif 2017, industri kriya atau kerajinan tangan merupakan tiga besar industri kreatif yang turut menyumbang 7.38% pada perekonomian nasional dengan total PDB Rp. 852,24 triliun. Sementara untuk ekspor florikultura ke manca negara, dari data yang dirilis Kementan dari 26 jenis bunga yang di ekspor di 2017 berhasil meraup 20 juta  dolar AS atau setara dengan Rp300 miliar.

Barantan mengapresiasi produsen bunga potong yang terus tingkatkan kualitas juga inovasi sehingga dapat memenuhi keragaman segmen pasar di manca negara. Memanfaatkan momentum ajang festival bunga dunia ini sejalan dengan kebijakan Presiden dalam menumbuhkembangkan industri kreatif.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement