EKBIS.CO, BLITAR -- Kementerian Pertanian (Kementan) menggelontorkan puluhan ribu ton bantuan jagung untuk peternak mandiri di sejumlah daerah sebagai bahan pakan. Tahap awal, tersedia 12 ribu ton, salah satunya untuk peternak di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (9/11). Penyaluran jagung untuk pakan ternak ini untuk memangkas rantai pasok yang selama ini mengakibatkan kelangkaan pakan ternak.
Ketua Koperasi Putra Mandiri Blitar, Sukarman, mewakili para peternak mengaku senang dengan langkah nyata Kementan. Upaya ini dinilai positif karena membuktikan ketersediaan jagung dalam negeri untuk pakan mampu memenuhi kebutuhan, sehingga harga pakan bisa stabil.
“Peternak hari ini sudah bisa tertawa. Kita sudah bisa menikmati jagung yang relatif murah. Terima kasih pak Mentan telah bersusah payah mencarikan kami jagung. Hari ini kami sudah ayem,” kata Sukarman.
Direktur Perbibitan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sugiono yang hadir menyalurkan jagung tersebut mengatakan, penyaluran jagung ini merupakan wujud pemerintah hadir bagi masyarakat. Kementan menyiapkan jagung sebanyak 400 ton untuk para peternak di Blitar dari total 12.000 ton.
"Kita kirimkan 400 ton ke Blitar dan 100 ton ke Malang. Jagung ini akan dikawal untuk memastikan sampai pada peternak,”ujar Sugiono.
Dia menjelaskan untuk memudahkan distribusi jagung, setidaknya 20 koordinator lapangan peternak per kecamatan telah ditunjuk dan mewakili 10 hingga 20 peternak di Blitar. Mereka akan membantu agar distribusi tercukupi untuk kebutuhan 4.421 peternak mandiri di Blitar.
"Kementan akan terus hadir dan perduli bagi petani dan peternak. Kita siap bersusah payah,” tuturnya.
Bupati Blitar Rijanto mengapreasiasi respon cepat Kementan. Menurut Rijanto, Kementerian begitu responsif dan berjuang luar biasa mencarikan solusi bersama Bulog. "Terima kasih Menteri Pertanian. Kami senang satu per satu masalah bisa terurai. Saya berterima kasih atas nama peternak ayam di Blitar,” kata dia.
Rijanto berharap dengan langkah nyata ini, petani dapat memanfaatkan jagung ini dengan sebaik-baiknya sehingga produksi dan harga telur membaik. "Ini merupakan solusi jangka pendek dan cepat. Untuk jangka panjang akan kita pikirkan,” paparnya.
Rijanto berharap kelangkaan jagung ini tidak terulang kembali tahun depan. Ia mengimbau para peternak memikirkan gudang dan koperasi bagi mereka, dengan harapan kebutuhan jagung bisa terpenuhi. "Permasalahan ini tidak boleh terulang. Kita kompak kita bisa,” tutupnya.