EKBIS.CO, JAKARTA -- Sejumlah biro perjalanan haji dan umrah tertarik dengan layanan lindung nilai berbasis syariah yang belakangan mulai dikenal. Ketua Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (SAPUHI), Syam Resfiadi mengatakan sejumlah anggotanya cukup berminat.
"Saya mendukung sekali bagi travel-travel anggota SAPUHI yang ingin hedging syariah, karena fluktuasi dolar yang masih belum bisa diprediksi secara tepat oleh orang awam seperti kita, karena pemain travel memang bukan bagian dari pemantau ekonomi," kata dia pada Republika.co.id, Senin (12/11).
Menurutnya, produk ini baik untuk kedua belah pihak tergantung pada kebutuhannya. Hedging dapat membawa kepastian dengan nilai tukar yang dipatok bersama. Bagi pihak travel, membuat perencanaan lebih stabil karena harga dolar sudah tetap tidak terpengaruh fluktuasi.
Selama masuk program hedging, harga paket yang ditawarkan dari biro travel bisa tetap berapa pun kurs dolar terhadap rupiah. Terkait biaya, semakin cepat masa hedging maka biaya akan semakin murah. Begitu pula sebaliknya.
Syam mengatakan produk seperti ini baik pada saat seperti ini karena volatilitas pasar membuat kurs mudah bergejolak. Ia menyarankan pemakaian produk hedging minimal tiga hingga enam bulan agar lebih terasa penggunaan pelayanannya.
Penawaran lindung nilai akan berbeda setiap harinya tergantung pada hari penetapan kerja sama. Syam menambahkan, beberapa anggota asosiasi sudah ada yang menggunakan namun belum banyak. Sebagian besar belum terlalu khawatir atas perubahan kurs.
Menurutnya, kalangan masyarakat target SAPUHI masih bisa menerima jika ada kenaikan harga karena penguatan dolar AS. "Kita ikut kurs mengambang, kalangan pasar kami sifatnya kondusif, tidak sensitif terhadap pergerakan rupiah," katanya.