EKBIS.CO, BIMA -- Pemerintah gencar meningkatkan akses komunikasi hingga ke pelosok tanah air. Hal itu sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan layanan komunikasi terutama di area terdepan, terluar dan tertinggal (3T), termasuk 5.000 desa agar dapat menikmati layanan telekomunikasi pada 2020.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latif dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/11) mengatakan per Oktober sebanyak 758 menara base transceiver station (BTS) Bakti Sinyal di 21 provinsi dan 121 kabupaten telah berfungsi. Jumlah itu masih akan terus bertambah.
Anang menuturkan dari 5.000 wilayah yang membutuhkan BTS Bakti Sinyal, sudah ada sekitar 2.300 lokasi desa yang sudah dikonfirmasikan melalui rapat acara kordinasi dengan para Bupati di wilayah 3T, perbatasan negara dan pulau kecil terluar.
“Pemerintah ingin membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya di sela kunjungan ke BTS Bakti Sinyal di Desa Campa, Kecamatan Mada Pangga, Kabupaten Bima, NTB.
Untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat 22 BTS Bakti Sinyal termasuk BTS Bakti Sinyal di Desa Campa, Kecamatan Mada Pangga, Kabupaten Bima yang dibangun oleh PT Surya Energi Indotama. Sepanjang tahun 2016-2018, PT Surya Energi Indotama juga telah berkontribusi dalam membangun 383 BTS Bakti Sinyal.
Dalam pembangunan BTS, PT Telkom turut membangun transmisi untuk BTS Bakti sinyal sebanyak 168 site, yang tersebar di 11 Provinsi. Yakni Jambi, Kepualauan Riau, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, serta Papua Barat.
Dari 758 BTS yang telah beroperasi terdapat 630 BTS menggunakan jasa operator seluler Telkomsel. Dengan 162 BTS lainnya menggunakan Indosat, dan XL sebanyak 62 BTS.