EKBIS.CO, JAKARTA -- Instruksi pemerintah kepada PT Pertamina (Persero) untuk membeli langsung minyak mentah hasil produksi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas akan terealisasi mulai tahun depan. Hingga akhir tahun ini Pertamina masih melakukan negoisasi dan proses perjanjian jual beli minyak mentah dengan para KKKS.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan dalam pekan ini Pertamina akan bertemu dengan beberapa KKKS besar untuk bisa menyelesaikan kesepakatan jual beli minyak mentah ini. Sayangnya, Nicke enggan mengelaborasi siapa KKKS yang menyepakati jual beli minyak mentah ini.
"Dari 11 KKKS, kita bahas lebih lanjut, beberapa kita lakukan, implementasinya Januari tahun depan untuk porsi lokal. Beberapa hari kedepan, KKKS besar nego sama kita. Jadi bisa kita gunakan ke kilang kita 225 ribu barel," ujar Nicke, Rabu (28/11).
Nicke menjelaskan dengan membeli minyak mentah langsung dari KKKS maka Pertamina bisa menghemat biaya transportasi dengan berbarengan juga menjaga neraca perdagangan migas. Selain itu, meski tidak merinci berapa harga minyak mentah yang didapat Pertamina dari para KKKS ini, namun kata Nicke harga pasar yang ada saat ini menjadi acuan Pertamina dalam membeli minyak mentah ini.
Baca juga:
Pembelian Seluruh Minyak KKKS Berpotensi Timbulkan Masalah
Pertamina dan KKKS Keberatan dengan Pajak Lifting Minyak
KKKS Wajib Tawarkan Produksi Minyak ke Pertamina
"Harga pasar buat kita masih dapat benefit. Jika dibandingkan mengimpor, kalau beli langsung dari KKKS kita nggak perlu bayar transportasi. Selain itu, pembayaran meski dalam dolar AS, duitnya nggak keluar kemana mana, masih dalam neraca perdagangan," ujar Nicke.
Selama ini, ungkap Nicke, jika mengimpor minyak dari luar negeri, Pertamina harus merogoh kocek lebih untuk membayar biaya transportasi. Dengan mekanisme beli langsung dari KKKS, paling tidak Pertamina bisa menghemat biaya transportasi dari pembelian 225 ribu barel.
"Tetapi komitmen kita, itu kita lakukan untuk menurunkan porsi impor. Selisihnya di biaya transportasi, bisa sampai nigeria, irak, ada dari south afrika. Itu biayanya berapa tuh. Nah itu bisa kita hemat," ujar Nicke.
Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu pun menegaskan hal yang sama. Namun, ia tidak ingin merinci berapa volume yang sudah bisa dipastikan tahun depan akan masuk ke kilang Pertamina. "Potensinya kan 225 ribu tuh. Nah kita fokus disitu," ujar Dharmawan ditemui dalam kesempatan sama.
Dharmawan menjelaskan saat ini Pertamina masih melakukan finalisasi negoisasi dan transaksi jual belinya. "Komersialnya kita gak bisa jabarkan. Tapi akhir tahun ini kesepakatannya selesai," tambah Dharmawan.