Selasa 04 Dec 2018 08:32 WIB

Tencent Music Melantai di Bursa New York

Tencent berencana menarik dana hingga 1,23 miliar dolar AS dalam IPO tersebut

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Booth milik Tencent Holdings Limited dalam gelaran Big Data Expo di Guiyang, Provinsi Guizhou beberapa waktu lalu
Foto: Aleksandar Plavevski/EPA
Booth milik Tencent Holdings Limited dalam gelaran Big Data Expo di Guiyang, Provinsi Guizhou beberapa waktu lalu

EKBIS.CO, NEW YORK -- Tencent Music Entertainment melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Amerika Serikat senilai 1,2 miliar dolar AS. Kelompok musik raksasa teknologi Tencent Holdings sedang mencari nilai dikisaran 1,07 miliar dolar AS hingga 1,23 miliar dolar AS dalam IPO di Bursa Saham New York. 

Menurut laporan yang dilansir Reuters, Selasa (4/12), awalnya perusahaan berencana meluncurkan penawaran pada pertengahan Oktober 2018. Namun mereka menunda karena ada kekhawatiran pasar saham global yang melonjak, sehingga dapat mempengaruhi harga. 

Raksasa streaming musik ini menjual 82 juta American Depositary Receipts (ADE) antara 13 dolar AS dan 15 dolar AS. Tencent Music dapat menjual 12,3 juta saham tambahan jika melakukan opsi over-allotment.

Adapun Tencent Music ingin melakukan IPO pada tahun ini karena khawatir ketegangan perdagangan antara AS dan Cina bakal memburuk. "Tidak perlu menunggu lebih lama untuk valuasi yang berpotensi lebih tinggi jika mereka harus menghadapi begitu banyak ketidakpastian," ujar seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Perusahaan ini menargetkan valuasi hingga 25 miliar dolar AS. Jumlah tersebut kurang lebih sama dengan mitra streaming musik Swedia, Spotify Technology yang telah melakukan IPO di Bursa Saham New York pada April 2018 lalu. Adapun Spotify memiliki nilai pasar sebesar 24,36 miliar dolar AS.

Tencent Music memiliki kesepakatan lintas kepemilikan dengan Spotify, yakni menawarkan lebih banyak cara layanan interaktif sosial yang menguntungkan. Tencent Music akan menerapkan harga IPO pada hari ini, dan saham akan mulai diperdagangkan pada 12 Desember 2018. Diketahui, Bank of America, Deutsche Bank, Goldman Sachs, JPMorgan, dan Morgan Stanley merupakan sponsor utama dari kesepakatan tersebut. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement