EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan volume barang yang ‘bergerak’ dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dapat naik 20 persen dalam beberapa tahun mendatang. Peningkatan kapasitas pengelolaan barang di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi salah satu upaya pemerintah dalam memperbaiki indeks daya saing Indonesia.
Menurut Budi, dalam Global Competitiveness Index 2018 dari World Economic Forum (WEF), Indonesia memang mengalami kenaikan dari posisi ke-47 menjadi ke-45. Tapi, di skala ASEAN, Indonesia masih kalah dari negara lain. "Termasuk oleh Vietnam," tuturnya dalam kunjungan ke Tanjung Priok, Ahad (9/12).
Oleh karenanya, Budi mengatakan, pihaknya menugaskan para asosiasi dan bidang penelitian dan pengembangan (litbang) untuk bekerja sama dengan konsultan internasional. Mereka diminta untuk menganalisis apa yang dilakukan Vietnam dalam pengembangan infrastrukturnya, termasuk pelabuhan.
Melalui analisis itu, diharapkan Indonesia dapat melakukan hal yang sama atau lebih baik untuk meningkatkan daya saing logistik.
Budi menjelaskan, daya saing biasanya ditunjukkan dengan beberapa poin. Di antaranya, pengurangan biaya logistik ke satu daerah, waktu tempuh dan kemudahan dalam birokrasi. "Maka dari itu, saya menugaskan pada teman sekalian, agar dalam kurun waktu tertentu dapat menyelesaikan (analisis)," ujarnya.
Budi menjelaskan, kunjungannya ke Tanjung Priok bertujuan melakukan koordinasi dengan semua pemangku kepentingan. Sebab, pelabuhan ini dijadikan sebagai contoh untuk perbaikan atau improvement konektivitas barang.
Budi menilai, Tanjung Priok sudah menunjukkan performa baik. Selama ini, barang yang dikelola telah dikirim ke pelabuhan lebih besar. Ke depannya, dengan perbaikan di berbagai aspek, diharapkan Tanjung Priok mampu memperkuat posisinya sebagai penghubung dari Indonesia untuk mengirimkan barang ke Amerika dan Eropa.
Perkembangan lainnya yang akan diterapkan di Tanjung Priok adalah penerapan boarding pass. Konsep ini sudah diterapkan sebelumnya di Pelabuhan Tanjung Emas, Jawa Tengah pada akhir November. Pelabuhan lain yang menjadi prioritas yakni Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Budi mengatakan, Tanjung Emas menjadi contoh karena jumlah penumpang yang banyak. Kemenhub sudah meminta kepada Pelindo untuk mengelola boarding pass ini. "Kami minta untuk memaksimalkan di seluruh pelabuhan penumpang," tuturnya.
Dengan adanya sistem boarding pass, pelayanan dan keamanan bagi penumpang diyakini dapat meningkat. Sebab, fasilitas ini dapat memastikan setiap penumpang mendapatkan tempat duduk saat menempuh perjalanan laut.