EKBIS.CO, Oleh Erik Purnama Putra/Wartawan Republika
Salah satu ciri pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) adalah pada pembangunan infrastuktur yang masif. Selain jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan, serta perbaikan jalan dan pos perbatasan negara, adalah pembangunan sistem transportasi berbasis rel yang menyedot perhatian masyarakat luas.
Tidak dapat dipungkiri, pembangunan transportasi berbasis rel akan membuat masyarakat perkotaan mempunyai alternatif kendaraan dalam bepergian. Selain Skytrain dan Kereta Bandara Soekarno-Hatta, serta Lintas Raya Terpadu (LRT) Palembang yang sudah beroperasi, masih ada LRT Jabodebek, LRT Jakarta, dan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta yang sedang dalam pembangunan dan diperkirakan sebagian bisa beroperasi pada tahun ini.
Tidak hanya itu, proyek double double track (DDT) Manggarai-Cikarang sepanjang 32 kilometer yang akan memisahkan jalur Commuter Line KRL dan kereta jarak jauh, saat ini terus dikerjakan. Di tengah gebyar dan euforia masyarakat yang menyambut hadirnya sarana transportasi baru yang dapat diandalkan menembus kemacetan tersebut, tidak banyak diketahui kalau ada peran besar PT Len Industri (Persero) dalam setiap pembangunannya.
Khusus LRT Palembang yang telah digunakan sejak Asian Games 2018, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri, sampai memuji Len Industri yang ikut menyukseskan hadirnya moda transportasi umum tepat waktu itu. Zulfikri menilai, LRT sepanjang 23,4 kilometer yang menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring tersebut sudah menggunakan sistem alat pemantau kecepatan bernama automatic train protection.
Dengan begitu, keamanan penumpang dapat terjamin karena masinis tidak bisa mengoprasikan kereta melebihi kecepatan yang ditentukan. "Dengan fitur tersebut, kecepatan LRT akan berkurang secara otomatis apabila kecepatan melebihi batas yang ditentukan," ujar Zulfikri.
Sebagai pelaku pelaku utama dan satu-satunya industri persinyalan perkeretaapian di Indonesia yang beroperasi sejak tahun 1980-an, PT Len Industri menjadi andalan dalam pemasangan dunia persinyalan kereta api nasional. Hal itu lantaran keandalan perusahaan yang sudah mendapat pengakuan dari IRSE (Institution of Railway Signal Engineer) yang merupakan Asosiasi Profesi Signal anda Telekomunikasi Kereta Api Dunia.
Tidak salah, setiap proyek pemerintah yang terkait transportasi berbasis rel pasti menggandeng BUMN yang bergerak di bidang perkeretaapian, khususnya fasilitas operasi tersebut. Salah satu kontribusi paling besar dan terpenting yang sekarang dirasakan banyak orang, adalah beroperasinya jalur double track sejak 2014 yang dibangun pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Len Industri secara fenomenal berhasil mengubah sistem persinyalan di sepanjang jalur double track Cirebon-Surabaya sepanjang 450 km, hingga membuat kapasitas perjalanan kereta meningkat drastis.
Karena sudah membuktikan memiliki kualitas unggul sumber daya manusia (SDM) dalam dunia persinyalan di Indonesia, menurut Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin, saat ini perusahaannya secara percaya diri melakukan ekspansi ke luar negeri. “Len merupakan salah satu pihak yang turut menyukseskan pembangunan urban transport di Indonesia yang terus berupaya untuk menembus pasar regional, dan selalu mengembangkan teknologi mutakhir sebagaimana yang telah diimplementasikan untuk transportasi berbasis rel di Indonesia,” kata Zakky belum lama ini.
Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin
Tembus global
Tidak sedikit masyarakat yang tahu kalau Len Industri merupakan satu dari sekian BUMN yang kontribusinya sangat besar hingga mendapat berbagai kepercayaan dari perusahaan di luar negeri. Direktur Operasi I Len Industri Linus Andor Mulana Sijabat menyatakan, perusahaannya mulai menggarap pasar perkeretaapian global, dengan terlibat dalam proyek modifikasi sistem sinyal dan interlocking di Bangladesh. Hal itu sejalan dengan keputusan pemerintah Bangladesh yang membeli banyak kereta buatan PT INKA (Persero).
Linus mengatakan, proyek tersebut untuk modernisasi sinyal di empat stasiun, yaitu Jamtoil, Chatmohar, Bangbadu Setu West, dan Bangbadu Setu East. Karena sudah dipercaya, pihaknya akan terus ikut proyek yang disediakan pemerintah Bangladesh. "Kini Len tengah dalam proses persiapan tender untuk proyek lanjutan Jamtoil-Bangbadu, yaitu proyek jalur Dhaka-Narayanganj," kata Linus.
Menurut dia, langkah menembus pasar perkeretaapian mancanegara yang dilakukan PT Len Industri tidak hanya berhenti di situ. Linus merujuk pada perhelatan Innotrans di Kota Berlin pada September 2018. InnoTrans merupakan salah satu pameran internasional terbesar dan terkemuka untuk teknologi transportasi yang diadakan setiap dua tahun di Berlin, Jerman.
Di bawah Indonesia Railway Development Consortium (IRDC), lanjut Linus, Len Industri bersama PT Industri Kereta Api (Persero), PT Waskita Karya (Persero), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) siap menggarap pasar negara-negara berkembang. Untuk tahap ini, IRDC menawarkan layanan total solusi ke Filipina untuk pengembangan proyek kereta api mulai segi sipil, rollingstock, fasilitas operasi (railway system), operasi dan perawatan, termasuk hal finansial.
Sesudah itu, konsorsium bergerak menyasar negara-negara di Asia Selatan dan Timur Tengah. Adapun PT Len Industri secara pribadi berencana memperlebar pasar ke benua tetangga Australia, Afrika, hingga Eropa Timur. "Kami telah menjadi pelaku utama dan satu-satunya di Indonesia. Sekarang, kami bersaing di kancah global dan akan memasok sistem sinyal perkeretaan, sistem telekomunikasi, sistem catu daya substation, dan sistem SCADA," kata Linus.
Dalam ajang tersebut, PT Len Industri melakukan nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan HIMA, Schnoor, dan Men Mikro dari Jerman, Thales dari Prancis, dan Teltronic dari Spanyol, untuk membuka kemungkinan kerja sama seperti technology joint development dan lokalisasi produksi di Indonesia. Selain itu, Len Industri juga berkolaborasi dengan perusahaan asal Kroasia, Altpro menjadi Len-Altpro yang bertujuan memperluas pasar kedua pihak di 47 negara.
Dengan menggandeng berbagai perusahaan terkemuka dunia tersebut, Direktur Utama Zakky Gamal Yasin melanjutkan, Len Industri yang memiliki rekam jejak panjang dalam dunia persinyalan kereta tidak diragukan ketika menjajal kerja sama dengan negara baru. “Kerja sama strategis ini merupakan langkah perusahaan untuk memperluas pasar internasional di bidang perkeretaapian. Ada tujuh penandatanganan kerja sama di Innotrans 2018 oleh Len Industri," ujar Zakky.
Atas segala capaian tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno mengapresiasi pencapaian Len Industri yang kehadirannya dapat dirasakan dalam pembangunan negeri ini dalam berbagai bidang. Menurut Rini, berbagai produk inovasi yang dilahirkan perusahaan yang berdiri pada 1965 tersebut, bisa menjadi kontribusi positif bagi negara ini. "Serangkaian kerja sama ini sebagai upaya go international dari industri kereta dan perlengkapan kereta Indonesia, dapat menjadi pemimpin pengembangan industri kereta di kawasan ASEAN," kata Rini.
Dia menambahkan, kontribusi Len Industri secara tak langsung dapat meningkatkan daya saing bangsa. Hal itu seiring dengan dengan bidang lain yang juga digeluti, seperti energi terbarukan solar sel, sistem navigasi, hingga bisnis eletronika pertahanan.
"Untuk itu pemerintah menaruh harapan besar pada Len Industri karena kemampuan inovasi teknologi yang dimiliki. Len Industri yang didukung sebagian besar engineer muda menjadi harapan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional untuk melahirkan produk-produk nasional berkualitas karya anak bangsa yang mampu bersaing di dunia internasional,” kata Rini.