Selasa 22 Jan 2019 13:34 WIB

Bappenas Prediksi CAD 2018 Sampai 2,5 Persen

Negara perlu mengurangi ketergantungan impor.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Neraca perdagangan
Foto: Republika
Neraca perdagangan

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memprediksi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia sepanjang 2018 masih di bawah tiga persen. Angka itu dapat diperoleh selama ada penurunan harga komoditas.

"Harusnya masih bisa dua sampai 2,5 persen tingkat CAD. Barangkali masih dapat dikelola ya buat Indonesia," kata Bambang di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Selasa (22/1). 

Dia mengatakan, Indonesia masih dapat menangkap peluang dari perang dagang sehingga CAD sepanjang 2018 dapat mencapai 2,5 persen. Pada intinya, kata Bambang, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan impor. 

"Kita harus mulai meninggalkan ketergantungan pada komoditas ya. Harus lebih promote produk-produk manufaktur," jelas Bambang. 

Baca juga, Defisit Neraca Dagang 2018 Terparah Sejak 1975

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menilai neraca perdagangan Desember 2018 masih akan mengalami defisit. Meskipun begitu, Dody menilai trennya tetap menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Kalau masih defisit atau tidak, ya defisit. Tapi yang penting adalah trennya yang menurun. Kita lihat masih ada impor barang modal yang terkait investasi yang mendorong impor tinggi, tapi trennya ke arah menurun," ujar Dody saat ditemui usai ibadah Shalat Jumat di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (11/1).

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 mengalami defisit tertinggi sepanjang 2018 yaitu 2,05 miliar dolar AS. Neraca perdagangan November dipicu oleh defisit sektor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 1,46 miliar dolar AS dan 0,58 miliar dolar AS.

Pada Oktober 2018, defisit neraca perdagangan tercatat 1,82 miliar dolar AS dimana defisit migas mencapai 1,4 miliar dolar AS dan defisit non migas 0,39 miliar dolar AS. "Memang masih ada tekanan dari sisi impor yang masih tinggi, tapi impor itu masih related dengan barang modal khususnya karena kegiatan investasi kita yang masih cukup besar," kata Dody.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement