EKBIS.CO, JAKARTA -- Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina menciptakan peluang baru bagi Indonesia. Peluang ini terlihat dari beberapa perusahaan manufaktur Negeri Tirai Bambu yang ingin memindahkan basis produksinya ke Indonesia. Pemindahan dilakukan guna menghindari tarif tinggi yang dikenakan AS.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, beberapa industri sudah menyampaikan pertimbangannya untuk memindahkan pabrik dari Cina ke Indonesia. "Termasuk di industri tekstil dan alas kaki global sedang mempertimbangkan pemindahan pabrik dari China ke Indonesia," katanya dalam siaran resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/1).
Menurut Airlangga, investasi ini menunjukkan bahwa Indonesia masih dinilai sebagai salah satu negara tujuan utama bagi investor Cina. Ini seiring pula dengan komitmen pemerintah yang terus menciptakan iklim investasi kondusif dan memberikan kemudahan dalam proses perizinan usaha.
Rencananya, pada tahun ini, ada investor Cina yang akan menanamkan modalnya sebesar Rp 10 triliun di sektor industri tekstil. Investasi tersebut mengarah kepada pengembangan sektor menengah atau midstream, seperti bidang pemintalan, penenunan, pencelupan, dan pencetakan.
Contoh lainnya, Airlangga menambahkan, para investor dari China membangun kawasan industri baru di Sulawesi Tengah, yang selama lima tahun ini telah berinvestasi sebanyak 5 miliar dolar AS. "Total ekspor dari lokasi tersebut sudah mencapai 4 miliar dolar AS," ujarnya.
Selain ada penambahan investasi baru, perang dagang AS-Cina juga membawa dampak bagi pelaku industri di Indonesia. Kondisi ini memacu utilitas atau kapasitas produksinya dalam upaya mengisi pasar ekspor ke dua negara tersebut.