EKBIS.CO, JAKARTA -- Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2018 tercatat defisit sebesar 7,1 miliar dolar AS. Hal itu salah satunya dipengaruhi oleh naiknya defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD).
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara pun menjelaskan, CAD yang sekitar 2,9 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun lalu disebabkan karena harga komoditas Sumber Daya Alam (SDA) yang turun. Termasuk turunnya komponen impor terkait infrastruktur.
"Yang mana infrastruktur penting untuk Indonesia. Jika komponen impor infrastruktur dikeluarkan, maka CAD hanya sekitar 2,4 persen PDB," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (10/2).
Maka, kata dia, sebaiknya dilihat total NPI pada kuartal IV 2018, sebab terjadi portofolio inflows besar. "Sehingga total NPI di kuartal IV menjadi surplus," kata Mirza.
Lebih lanjut, kata dia, agar CAD terkendali di bawa 2,5 persen PDB, maka upaya diversifikasi ekspor dan mendorong pariwisata harus terus berlanjut. Sedangkan di sisi neraca modal harus terus didorong Foreign Direct Investment (FDI) yang berorientasi ekspor.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati mengatakan surplus kuartal IV ditopang peningkatan surplus transaksi modal dan finansial. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2018 meningkat menjadi 120,7 miliar dolar AS.
"Memang menurun, dari tahun sebelumnya 2017 sebesar 130,2 miliar dolar AS, tapi ini meningkat dari akhir triwulan III 2018 yang anjlok sangat rendah," ujarnya.