EKBIS.CO, PANDEGLANG -- Menginjak tahun kedua pengembangan Upaya Khusus (Upsus) Jagung di Kabupaten Pandeglang, Banten, angka peningkatan produksi cukup menggembirakan. Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, pada 2017 lalu petani Pandeglang hanya mampu tanam 48.317 ha dengan produksi 41.419 ton. Sedangkan di 2018 berhasil menanam seluas 59.503 ha.
"Berdasarkan data statistik Pertanian, ada peningkatan produksi jagung di Kabupaten Pandeglang sebesar 25,74 persen dari hasil produksi Jagung 2018," kata Irna, Kamis (14/2).
Dari tanam seluas 59.503 ha, realisasi panen jagung Kabupaten Pandeglang dari Januari-Desember 2018 adalah 45.339 ha. Dan dari realisasi panen itu, produksi jagung 2018 sebesar 55.775 ton dengan provitas rata-rata 3.62 ton/ha.
Irna menambahkan, panen jagung di Kabupaten Pandeglang kali ini adalah pertanaman sisa tanam pada Oktober-Desember 2018, dengan total tanaman 10.302 ha. Tersebar di hampir semua kecamatan. Di antaranya panen pada Januari 2019 seluas 2.594 ha; perkiraan panen pada Februari seluas 4.334 ha; perkiraan panen pada Maret 2019 seluas 2.544 ha, dan perkiraan panen April 2019 seluas 830 ha.
Pelajaran Setelah Dua Tahun Upsus Jagung
Dengan pengalaman dua tahun terakhir pengembangan jagung, Pemerintah Kabupaten Pandeglang memiliki gambaran optimalisasi seperti apa yang akan dilakukan tahun ini. Di antaranya untuk menjaga kualitas dan harga jagung.
"Kita akan fokus pada peningkatan kualitas jagung dengan penyediaan sarana dryer (mesin pengering), corn sheller, sehingga dengan alat ini kita bisa menghasilkan kualitas Jagung pipil kering yang baik. Sehingga harga bisa menguntungkan petani," terang Irna.
Sejauh ini, kata Irna, pihaknya telah menggandeng PT. Salim Group (Grouf Indofood) yakni PT. Salim Ivomas Pratama tbk, untuk berkomitmen membangun dryer jagung kapasitas 12-18 ton per hari. Begitu juga beberapa perusahaan lainnya yang menaruh perhatian untuk membeli jagung petani baik dalam bentuk tongkol kering maupun pipilan basah atau kering.
Bantuan Atas Peningkatan Produksi
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto mengapresiasi capaian produksi jagung di Banten.
"Sebagai wujud apresiasi, pemerintah akan menyiapkan bantuan program tumpangsari dan alat pengering UV. Harapannya tentu kualitas produksi jagung akan semakin bagus dan harga bisa stabil tinggi," kata Gatot.
Untuk terus menjaga pasokan jagung, Gatot meminta para petani untuk komitmen segera menanam dan memanfaatkan bantuan semaksimal mungkin.
Selain komoditas jagung, pertumbuhan produksi juga terjadi pda komoditas Tanaman Pangan strategis lainnya. Padi sawah peningkatannya mencapai 8,28 persen, padi gogo peningkatannya mencapai 26,94 persen, dan kedelai meningkat 91,15 persen.