EKBIS.CO, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, masih terus mengejar mewujudkan Sleman Smart Regency pada 2021 mendatang. Kali ini, langkah yang dilakukan dengan menginisiasi aplikasi khusus yang dapat menghubungkan wisatawan dan UMKM-UMKM yang ada di Kabupaten Sleman.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman memulai penerapan aplikasi yang memudahkan masyarakat. Pada Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim) Kabupaten Sleman, dipaparkan aplikasi Satu Data dan Cari Aku.
Kepala Disperindag Kabupaten Sleman, Tri Endah Yitnani mengatakan, peluncuran itu bertujuan mendorong kemajuan UMKM-UMKM. Karenanya, aplikasi dihadirkan agar masyarakat dapat mengakses informasi UMKM-UMKM yang tersebar di Sleman.
Ia menerangkan, untuk Satu Data, aplikasi itu dihadirkan demi memudahkan masyarakat mengakses informasi UMKM yang tersebar di seluruh Sleman. Kategori UMKM dalam aplikasi terdiri dari bidang-bidang yang ada.
"Melalui informasi tersebut Disperindag Kabupaten Sleman dapat memantau perkembangan UMKM yang ada," kata Endah di Aula Setda Sleman, Rabu (27/2) lalu.
Sedangkan, untuk Cari Aku, aplikasi diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin mencari informasi lokasi UMKM. Adapun kategori UMKM yang terdapat dalam pencarian aplikasi itu mulai makanan, busana, kerajinan dan mebel.
Misalkan, saat berwisata ke Sleman, wisatawan ingin membeli kain batik dan oleh-oleh khas Sleman di sekitaran Bandara Adisutjipto. Maka, akan muncul beberapa UMKM yang dekat lokasi wisatawan tersebut.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, memberi apresiasi atas terobosan tersebut. Melalui aplikasi-aplikasi itu, diharapkan mampu mempermudah masyarakat dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
"Saya harap aplikasi ini terus dikaji dan diterapkan di seluruh OPD, harapannya tentu untuk memberikan pelayanan yang efisien dan efektif untuk masyarakat, dan untuk apra OPD dapat mempermudah ketugasan," ujar Sri.
Terpisah, pakar situs web dan Product Manager Niagahoster Wayan Cahyono menilai situs memang sangat penting dimiliki pemilik UMKM. Terlebih, di Indonesia, masyarakatnya sudah bisa akrab dengan media sosial.
Namun, untuk media sosial, Wayan merasa persaingan UMKM justru lebih ketat. Bahkan, ia meyakini, UMKM akan menemui kesulitan yang lebih jika terus mengandalkan media sosial.
Ia memperkirakan, satu atau dua tahun lagi mereka akan kesusahan ketika cuma berfokus menggunakan media sosial. Untuk itu, ia melihat, sangat penting bagi UMKM memenuhi persenjataan dagangnya melalui jalur daring seperti aplikasi.
Selain mebesarkan sebuah merek, kehadiran pasar daring itu akan mengurangi persaingan yang ada di lapak-lapak. Saat ini, ia melihat, para pelaku UMKM khususnya di DIY sudah cukup mengenal pasar daring.
"Tapi, memang belum banyak yang telah memantapkan diri untuk masuk ke dalamnya lantaran para pelaku UMKM kesusahan mengembangkan pasar daring," kata Wayan.
Untuk itu, inisiasi menghadirkan aplikasi untuk menghubungkan para wisatawan dengan UMKM di Kabupaten Sleman memang patut diapresiasi. Harapannya, aplikasi bisa lebih disosialisasikan lebih luar agar akrab di telinga wisatawan.
Meski begitu, hingga kini, belum diterangkan platform apa yang akan digunakan untuk wisatawan mengunduh aplikasi-aplikasi tersebut. Dua aplikasi itu belum mudah pula ditemukan di Play Store atau App Store.