EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan salah satu tujuan hadirnya LinkAja sebagai platform pembayaran digital adalah efisiensi operasional. Hal ini karena LinkAja akan menggabungkan seluruh platform dompet digital bank milik negara.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menjelaskan saat ini hampir semua Bank BUMN mempunyai platform pembayaran. Daripada setiap bank mengeluarkan biaya untuk promosi, akan lebih baik jika semua digabung menjadi satu.
"Daripada masing-masing promosi sendiri-sendiri, jadi bagaimana kita bisa menarik custumer, dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya bisa sinergi dan jadi satu market yang sama," ujar Gatot, Kamis (28/2) malam.
Gatot juga menjelaskan karena market sudah ada, LinkAja tinggal diperkenalkan kepada masyarakat. Strategi 'bakar uang', atau sederhanya menghabiskan uang banyak lebih dulu akan dilakukan pemerintah untuk mengenalkan LinkAja ke masyarakat luas.
"Kalau kita pasang iklan di pinggir jalan sudah tentu sama (bakar uang), jadi iklan itu dipakai untuk mengambil customer sama seperti kita mengambil diskon, sama gak bakar duit? Masalah istilah saja. Jadi itu yang di pinggir jalan itu, sepanjang jalan itu atau di koran majalah itu bakar uang juga," kata Gatot.
Ia meyakini dengan strategi tersebut, LinkAja akan semakin dikenal masyarakat, hingga akhirnya, basis data pelanggan (customer based) bisa terus meningkat dan transaksi melalui LinkAja terus meningkat.
"Itu kan selaku cara mendapatkan customer based, yang nanti akan memakai LinkAja, mau mingguan, bulanan, jadi aktivitas mereka sehari hari transaksi pakai LinkAja," tutur Gatot.
LinkAja merupakan platform keuangan bank yang terhimpun dalam bank himpunan bank milik negara (Himbara), yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), mulai masuk ke bisnis fintech melalui LinkAja. Fintech ini rencananya bakal diluncurkan pada 3 Maret 2019.
LinkAja merupakan dompet digital yang akan menggabungkan uang elektronik Bank Mandiri (e-cash), Bank BNI (Unikqu), Bank BRI (Tbank), dan Telkom Group (TCASH dan T-money). LinkAja akan berada di bawah PT Fintek Karya Nusantara (Finarya). Finarya merupakan perusahaan teknologi keuangan bikinan PT Telekomunikasi Tbk (TLKM) yang selama ini mengelola produk dompet digital TCASH, milik Telkomsel.
Saham terbesar akan dipegang oleh Telkomsel sebesar 25 persen. Sementara, tiga bank, yakni Bank Mandiri, BNI dan BRI, akan memegang saham masing-masing 20 persen. Sementara, BTN dan PT Pertamina (Persero) memegang masing-masing tujuh persen dan Jiwasraya akan memegang satu persen saham.