EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Aneka Tambang, Tbk (Antam) pada tahun ini memulai beberapa proyek hilirisasi. Salah satu proyek utama adalah Proyek Pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) yang akan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada tahun ini.
Direktur Keuangan Antam, Dimas Wikan Pramudhito menjelaskan proyek SGA merupakan salah satu proyek yang akan dikebut oleh Antam yang bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Selesainya SGA ini akan menjadi salah satu proyek pabrik hilirisasi yang cukup besar.
"Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini Antam terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan PT Inalum yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1)," ujar Dimas di Hotel Intercontinental, Senin (11/3).
Selain proyek SGA, Dimas juga menjelaskan ada dua proyek yang juga menjadi prioritas perusahaan. Pertama, Proyek Pengembangan Pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace Halmahera Timur dan pengembangan Pabrik Feronikel.
Dimas menjelaskan untuk pabrik feronikel, Antam berencana untuk pabrik ini mulai berproduksi pada semester II tahun ini. "Ekspansi jadi mulai nambah produksi di pertengahan semester II tahun ini. 40.500 dari 27 ribu," ujar Dimas.
Sedangkan untuk proyek pabrik NPI akan memiliki total kapasitas produksi mencapai 320 ribu ton NPI atau setara dengan 30 ribu ton nikel dalam NPI (T Ni) yang terdiri dari 8 line produksi. Direncanakan dua line pertama akan memulai fase produksi pada kuartal IV tahun 2020.
"Sejalan dengan strategi Antam untuk meningkatkan nilai tambah komoditas mineral, terutama untuk mengolah cadangan bijih nikel kadar rendah," ujar Dimas.
Untuk mendukung proyek NPI, Antam juga bekerja sama dengan PT Bukit Asam, Tbk untuk membangun PLTU dan PLTD sebagai sumber energi pabrik tersebut. Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin menjelaskan kerjasama tersebut adalah untuk kebutuhan listrik smleter.
Arviyan juga menjelaskan total investasi untuk proyek pembangkit tersebut berkisar 350 juta dolar AS. "Ini kita lagi lakukan studi kelayakan, kita harapkan secepatnya, karena kan juga mereka butuh cepat . rencana kta di pertengahan 2023 sudah bisa beroperasi PLTU dan PLTD nya," ujar Arviyan dalam kesempatan terpisah, Senin (11/3).
PLTU tersebut rencananya akan berkapasitas sebesar 3x60 MW dan PLTD sebesar 3x17MW. Proyek pembangkit tersebut akan dimiliki 75 persen oleh PTBA dan 25 persen oleh Antam.