EKBIS.CO, BOGOR – Memakai kaus merah dengan balutan kopiah hitam, Yusuf Supriatman nampak antusias mendengarkan diskusi seputar pertanian. Santri dari Pondok Pesantren Tarbiyatul Falah, Cicurug, Sukabumi itu cukup antusias sebab dia ingin tahu lebih jauh mengenai kesehatan hewan ternak.
Yusuf menceritakan, pesantren tempatnya menimba ilmu mendapat bantuan ternak ayam dari pemerintah untuk dikelola oleh para santri. Dari kesempatan tersebut, dia mulai tertarik menggeluti lika-liku dunia peternakan, mulai dari proses perawatan hewan ternak hingga ke aspek bisnis perdagangan.
“Saya sejujurnya ingin tahu banyak soal kesehatan hewan agar bisa lebih teliti dalam beternak, efisien. Jadi memelihara (ternak), tapi bisa hidup (ternaknya) dan menghasilkan keuntungan,” kata Yusuf kepada Republika.co.id, Selasa (12/3).
Adapun program Santri Tani Milenial merupakan program yang melibatkan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang tersebar di setiap daerah. P4S berfungsi memberikan pelatihan, pendampingan, serta konsultasi seputar dunia pertanian hingga bisnis yang mencakupnya.
Dalam berbagai pelatihan tersebut, para penyuluh pertanian dari P4S berlaku sebagai ujung tombak untuk memberikan pemahaman dunia tani kepada kalangan milenial. Yusuf menilai, program Santri Milenial dengan melibatkan P4S sangat baik karena dapat mengarahkan santri untuk dapat menjadi wirausahawan mandiri.
“Jadi kalau lulus dari pesantren, minimal saya bisa punya bayangan mau ngapain. Ternak, ada usahanya gitu,” kata Yusuf.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan dapat menciptakan 4.000 kelompok tani milenial (yang di dalamnya merupakan santri milenial) pada 2019 ini. Adapun bagi kelompok tani milenial yang terjun ke dalam dunia bisnis pertanian, pemerintah akan memberi bantuan usaha berupa 500 ekor ayam, bibit, hingga keperluan pendampingan pelatihan.