EKBIS.CO, PADANG ARO -- ementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Rmembantu Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, empat unit mikro bus senilai Rp 1,82 miliar. Bantuan ini diberikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi dari 2019.
"Pengelolaan empat unit mikro bus ini diserahkan kepada nagari sebagai pemasukan tambahan bagi BUMNag," kata Kepala Dinas Perhubungan Solok Selatan Armenses, di Padang Aro, Senin (1/4).
Dia mengatakan, empat BUMNag yang akan mengelola mikro bus ini adalah Lubuak Gadang Barat Kecamatan Sangir, Pauah Duo Nan Batigo Kecamatan Pauah Duo Talunan Maju Kecamatan Sangir Balai Janggo dan Sako Selatan Pasir Talang Kecamatan Sungai Pagu. Keempat BUMNag ini sudah melalui seleksi dengan melihat usahanya serta persyaratan lain yang dinilai perlu.
"Segala biaya operasional dan keuntungan yang didapat dari mikro bus ini diambil oleh Bumnag," katanya.
Pihak Dishub akan memantau penggunaan mobil ini dan apabila ditemukan penggunaannya tidak sesuai peruntukan atau tidak terawat maka akan ditarik kembali dan dialihkan ke Nagari lain. Nagari yang meminta mobil ini cukup banyak sehingga kalau tidak terawat nantinya bisa dialihkan.
Sebelum Menetapkan Nagari penerima dengan SK bupati, katanya, terlebih dahulu dibuat Mou antara Dishub dan Nagari sehingga kendaraan bisa dialihkan apabila tidak dirawat dengan baik.
Semua pemasukan dari mobil tersebut seluruhnya untuk Bumnag dan mereka boleh menyewakannya serta membuat sebagai mobil angkutan antar desa. Kalau tidak efektif atau tidak sesuai peruntukan Dishub berhak menarik kembali dan mengalihkannya ke nagari lain.
Untuk bantuan dari Kemendes pada 2019, katanya sebetulnya sebanyak Rp 4,6 miliar tetapi ada yang dialihkan untuk peningkatan jalan dan renovasi jembatan.
"Sesuai petunjuk teknis pengalihan ini bisa dilakukan apabila ada usulan tertulis dari Bupati," katanya.
Pada 2017 Solok Selatan juga menerima lima bantuan mobil mikro bus dari Kemendes dan sekarang beroperasi dengan baik termasuk perawatannya juga bagus. Pada 2020 pihaknya akan mengusulkan kembali guna merangsang pengusaha untuk menghidupkan kembali jasa angkutan.
Sedangkan bantuan bus Damri di Solok Selatan, pada 2018 sudah ditarik dan di alihkan ke Dharmasraya karena jangka waktu lima tahun sudah habis. Setelah Damri ditarik ada satu PO yang mengajukan jasa angkutan dan sempat beroperasi dengan rute Padang Aro-Sungai Rumbai tetapi karena kendaraannya sudah cukup tua membuat penumpang khawatir dengan keselamatan.
"Kami berharap pengusaha angkutan menghidupkan lagi PO dan bisa menyediakan angkutan umum bagi masyarakat," ujarnya.