EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengatakan pembahasan proyek Indonesian Deep Water Development (IDD) akan segera selesai. Dwi mentargetkan keputusan soal keberlanjutan proyek IDD bisa diputuskan sebelum Juni tahun ini.
Dwi menjelaskan saat ini SKK Migas dan Chevron selaku operator yang akan mengoperasikan proyek IDD ini terus melakukan pertemuan dan pembahasan soal proyek IDD ini. Dwi merinci kedua belah pihak sudah menyelesaikan review dari pembiayaan dan tingkat keekonomian proyek.
"Sudah kok. Review sudah. Kemarin review cost dan tingkat keekonomiannya sudah dihitung. Mudah-mudahan bisa cepat. Sebelum lebaran sudah selesai," ujar Dwi di Kementerian ESDM, Senin (8/4).
Chevron yang memegang proyek IDD sebenarnya sudah mendapatkan persetujuan pengembangan proyek pada 2008. Dalam proposal pengembangan disebutkan nilai investasinya sekitar 6,9 - 7 miliar dolar. Namun, proposal itu direvisi karena harga minyak naik. Perusahaan asal Amerika Serikat itu kemudian mengajukan angka 12 miliar dolar pada 2013. Namun proposal itu belum disetujui pemerintah.
Akhir 2015, Chevron kembali mengajukan revisi dengan nilai investasi sembilan miliar dolar. Dalam menentukan investasi kali itu dengan asumsi ada insentif investment credit di atas 100 persen. Proposal itu pun kembali ditolak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sekitar Juni 2018, Chevron mengajukan proposal lagi. Namun, angka itu berubah dari yang dijanjikan sekitar enam miliar dolar. Sementara, SKK migas mengestimasi biaya pengembangan proyek IDD hanya lima miliar dolar.
Dari data SKK Migas, proyek IDD bisa berproduksi hingga 1.120 MMscfd gas dan 40 ribu bph minyak. Proyek ini akan beroperasi pada kuartal pertama 2024. Saat ini SKK Migas masih mengevaluasi proposal PoD pertama revisi yang diajukan Chevron terkait proyek tahun lalu.