EKBIS.CO, KLATEN -- PT Pupuk Indonesia (Persero) menggelar pasar murah khusus untuk pupuk nonsubsidi di Gudang Penyimpanan Pupuk (GPP) Pusri di Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (10/4). Sebanyak 1.000 ton pupuk yang disediakan bagi para petani, terdiri atas 500 ton pupuk urea dan 500 ton pupuk NPK.
Produk nonsubsidi tersebut dijual dengan harga Rp 1.000 per kilogram untuk urea dari harga normal Rp 5.000 per kilogram. Sementara pupuk NPK dijual Rp 1.300 per kg dari harga normal Rp 6.500.
Pasar murah tersebut diikuti oleh ratusan petani di wilayah Klaten. Sejak pagi, mereka sudah mengantre untuk dapat membeli pupuk dengan harga lebih murah. Setiap petani diberikan kupon untuk membeli 50 kilogram pupuk urea dan 50 kilogram pupuk NPK.
Salah seorang petani yang ikut mengantre, Tohari (65 tahun), mengaku memiliki sawah dengan luas 0,8 hektare. Luas lahan tersebut membutuhkan 600 kilogram pupuk atau 6 kuintal. Biasanya, dia membeli pupuk bersubsidi untuk mengolah lahan pertaniannya yang ditanami padi dan jagung. Pupuk subsidi jenis urea dijual seharga Rp 90 ribu per 50 kilogram dan NPK seharga Rp 115 ribu per 50 kilogram.
"Ini sedikit banyak petani bisa ada keringanan untuk membeli pupuk dan selanjutnya bagi petani dipermudah untuk bisa mengakses pupuk di waktu yang akan datang. Harapannya pemerintah bisa menunjang kebutuhan pupuk untuk petani di daerah Ceper," ujar Tohari yang juga wakil kelompok tani Desa Meger, Ceper, Klaten, tersebut kepada Republika.co.id.
Petani lainnya, Sugiyanto (67), mengaku memiliki lahan pertanian seluas 3 patok atau 0,6 hektare. Lahannya membutuhkan 4,5 kuintal pupuk. "Ini masa mau nanam padi, ada pupuk murah bisa membantu petani," ujar warga Kalikotes, Klaten tersebut.
Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, acara pasar murah tersebut bagian dari perayaan HUT Pupuk Indonesia. Kegiatan tersebut didukung oleh anak-anak usaha Pupuk Indonesia, antara lain, PT Pupuk Sriwidjaja, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Kujang, serta PT Pupuk Iskandar Muda.
Menurut Wijaya, kegiatan tersebut menjadi salah satu upaya perusahaan untuk mempromosikan produk-produk nonsubsidi.
"Jadi tujuan utama dari kegiatan ini adalah memperkenalkan produk urea dan NPK nonsubsidi sebagai bagian dari strategi kami untuk memperkuat jaringan ritel produk nonsubsidi," jelas Wijaya.
Dia menyadari masih ada petani yang belum bisa memperoleh pupuk bersubsidi karena berbagai sebab, antara lain belum tergabung dalam gabungan kelompok tani (gapoktan), belum menyusun rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) atau alokasi di daerah yang terbatas. Oleh karena itu, dengan memperkenalkan pupuk non subsidi diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pilihan pupuk bagi petani.
"Kami ingin memastikan pupuk nonsubsidi ini selalu tersedia, sehingga petani tetap dapat memperoleh pupuk bila dibutuhkan," imbuhnya.