EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai Presiden Grup Bank Dunia yang baru terpilih, David Malpass, akan fokus untuk mengatasi berbagai persoalan terkait kesenjangan.
"Mungkin di era Malpass, dia akan lebih concern pada koefisien gini, inequality, kebijakan bagaimana negara bisa berkembang optimal dengan intervensi minimal," kata Sri Mulyani dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat (12/4).
Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Mulyani saat menjadi pembicara dalam Joint Seminar Bretton Woods Committee and Center for Global Development di Washington DC, AS, Kamis (11/4/2019) waktu setempat. Seminar itu merupakan bagian dari rangkaian acara dalam pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional-Grup Bank Dunia (IMF-WB).
Sri Mulyani mengingatkan pentingnya solusi atas isu mengenai ketimpangan karena bisa membawa pengaruh besar kepada seluruh pemangku kepentingan. Selain itu, ia mengharapkan Malpass peduli terhadap penanganan masalah korupsi, mengatasi isu perubahan iklim dan bekerja sama dengan seluruh klien di Grup Bank Dunia.
Sri Mulyani menyakini Malpass, yang juga merupakan ekonom, dapat memiliki perhatian khusus kepada negara kecil, negara miskin, negara rapuh, dan negara kepulauan.
"Yang harus dilakukan adalah memastikan bagaimana operasi Bank Dunia ke sebuah negara atau bagaimana janji Bank Dunia kepada negara terkait peningkatan modal kepada semua negara," ujarnya.
Kebijakan lain yang juga akan ditunggu terkait negara-negara dengan penghasilan menengah agar tidak terkena jebakan ekonomi. Dengan berbagai tantangan tersebut, Malpass harus cepat memperbarui pengetahuan mengenai Bank Dunia yang telah banyak berubah dalam proses bisnis, penanganan isu korupsi, dan demokratisasi data.
Secara keseluruhan, Sri Mulyani menyampaikan tiga hal utama yang perlu dijaga oleh Bank Dunia yaitu tata kelola, model bisnis, dan sumber daya.
"Kalau kita tidak konsisten dengan tata kelola, model bisnis model dan sumber daya, maka akan sulit dalam mencapai tujuan," kata Sri Mulyani yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Grup Bank Dunia periode 2010-2016.
Sebelumnya, jabatan Presiden Grup Bank Dunia lowong, setelah ditinggalkan oleh Jim Yong Kim, yang mengisi posisi tersebut sejak 2012.