EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) berkomitmen kembangkan ekosistem halal dengan masuk di segala sektor syariah, salah satunya teknologi finansial. Direktur BMI, Achmad Kusna Permana menyampaikan BMI ingin berkolaborasi dengan semua elemen syariah yang ada di Indonesia.
"Dimana ada sektor syariah, Bank Muamalat dengan senang hati harus bisa masuk ke dalamnya, kita berkembang bersama," kata Permana di Muamalat Tower, Senin (15/4) lalu.
Ia juga menyampaikan BMI saat ini sedang mengembalikan fitrahnya sehingga fokus pada pengembangan potensi terbesar yang telah dimiliki. Permana mengatakan, ketika mencoba berkompetisi di beragam sektor, BMI akhirnya tidak bergerak kemana-kemana.
Namun kini BMI fokus pada pengembangan ekosistem syariah yang menjadi kekuatannya. Contoh dalam haji dan umroh, BMI bisa menarik lebih dari 120 ribu akun haji baru per tahun. Selain itu, pangsa pasar untuk haji khusus BMI telah mencapai 51 persen.
Ia meyakini bahwa pionir bank syariah di Indonesia ini harus tetap pada sikhohnya sebagai endorser sektor syariah. Salah satu yang terbaru adalah tekfin-tekfin syariah yang menurutnya harus digaet.
"Muamalat harus ada di sana, kita harus bisa fasilitasi apa pun yang jadi bagian ekosistem syariah, tekfin, makanan, rumah sakit, sekolah, masjid, banyak lagi," kata Permana.
Pada hari ini, BMI menjalin kerjasama bisnis dengan PT Ammana Fintek Syariah (Ammana) yang merupakan perusahaan teknologi finansial (tekfin) syariah yang bergerak di bidang investasi peer-to-peer (P2P) lending. Bank Muamalat akan bertindak sebagai agen rekening penampungan (escrow) bagi Ammana.
Dalam kerjasama ini seluruh hasil pembayaran dari pemberi pinjaman atas peminjam akan dikelola melalui rangkaian layanan cash management di BMI. Antara lain dengan menggunakan virtual account, cash management system dan menjadi agen rekening penampungan yang memastikan dana yang dihimpun dan dikelola akan dialokasikan sesuai dengan tujuan utama.