EKBIS.CO, JAKARTA -- Dengan selesainya Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC), produksi bahan bakar minyak jenis Pertamax di Refinery Unit (RU) IV Cilacap akan melonjak 66,8 persen dari semula 1.000 ribu barel (MB) per bulan menjadi 1.668 MB per bulan. Peningkatan produksi Pertamax sangat membantu Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, terutama di masa Ramadhan dan Idul Fitri 2019.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero) Ignatius Tallulembang mengatakan Pertamina mengadopsi teknologi terkini dalam proyek PLBC untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk BBM, termasuk di antaranya peningkatan kualitas gasoline yang sebelumnya RON 88 menjadi RON 100 yang setara dengan EURO 4. "Dengan demikian, Pertamina dapat mengurangi impor High Octane Mogas Component (HOMC) sebagai komponen blending produk gasoline secara signifikan," kata Ignatius, Selasa (30/4).
Selain berdampak pada profitabilitas kilang, proyek ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam rangka mewujudkan kemandirian energi. Proyek ini dipercaya dapat mengurangi impor.
PLBC merupakan proyek lanjutan dari pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap yang diawali sejak akhir 2015. Hingga Maret 2019, pencapaian jam kerja aman tanpa lost time injury (LTI) proyek PLBC mencapai lebih dari 17 juta jam kerja aman.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman menambahkan sebagai komitmen kepedulian terhadap lingkungan, PLBC telah melakukan banyak kegiatan sosial selama proyek berlangsung. Kegiatan itu di antaranya pemberian bantuan fasilitas sekolah, penanaman mangrove, bantuan dana perbaikan rumah ibadah, dan pemberian bantuan dana stimulus bagi bukan penerima upah BPJS Ketenagakerjaan.
"Atas kepeduliannya tersebut, PLBC menerima penghargaan dari Bupati Cilacap atas partisipasinya dalam mendukung kesejahteraan kepada pekerja melalui program BPJS Ketenagakerjaan," ujar Fajriyah.