Selasa 11 Jun 2019 18:51 WIB

JK: Undang Maskapai Asing Bukan Solusi Tarif Pesawat Tinggi

Maskapai asing dinilai tidak menjamin adanya kompetisi tarif.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nur Aini
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (11/6).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (11/6).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai rencana pemerintah mengundang maskapai asing masuk ke Indonesia bukan solusi untuk menurunkan tarif tiket pesawat. Sebab, JK menilai keberadaan maskapai asing tidak dapat menjamin terjadinya kompetisi tarif tiket pesawat antara maskapai lokal dan dari luar negeri.

Ia mencontohkan keberadaan maskapai asing, yakni Air Asia, yang sudah ada di Indonesia sejak lama. "Bukan solusi. Sudah masuk maskapai asing Air Asia. Itu kan asing dari Malaysia, tapi dia juga tidak sanggup bersaing di Indonesia," kata JK saat diwawancarai wartawan di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (11/6).

Baca Juga

Menurut dia, maskapai Air Asia saat ini mengurangi layanan penerbangan domestik ke seluruh Indonesia. Hal itu menunjukkan, maskapai asing pun tidak menjamin dapat bersaing dengan maskapai lokal.

"Dulu saya sering pakai ke Makassar, sekarang nggak ada lagi tuh ke Makassar. Dulu ke Medan ditutup semua. Sekarang Air Asia yang bergerak hanya ke Bali, ke mana, jadi tidak sanggup juga bersaing. Jadi, masuk (maskapai) asing bukan solusi," kata JK.

JK mengakui, naiknya tarif tiket pesawat memang menjadi perdebatan saat ini. Namun demikian, ia kembali mengingatkan bahwa kenaikan tiket memang telah disesuaikan dengan kenaikan bahan bakar dan komponen lainnya.

"Delapan puluh persen komponen dari tarif itu dolar, harga pesawat, leasing pesawat, harga avtur, sparepart (suku cadang), maintenance, semua dolar. Hanya gaji pilot, gaji orang saja yang rupiah. Jadi, begitu sekarang dolar Rp 14 ribu, dulu dari Rp 9.000, otomatis kalau (tarif) tidak naik, bangkrut semua," ujar JK

Menurut dia, jika kenaikan tidak dilakukan, justru akan mengancam industri penerbangan di Indonesia. Untuk itu, ia meminta agar tidak melihat tarif tiket dari satu sisi, yakni konsumen saja.

"Jangan lupa, dalam 20 tahun, ada kira-kira 30 perusahaan penerbangan yang tutup. Jadi, sekarang kalau kita biarkan, bisa-bisa dua-duanya: Garuda rugi, Lion juga rugi. Kalau mau diturunkan lagi, tambah rugi, dia bisa-bisa pesawat terbang semua tidak jalan," ujar JK.

Pemerintah saat ini tengah mengkaji kompetisi dengan maskapai penerbangan asing untuk mengoreksi harga tiket pesawat. Masuknya maskapai asing direncanakan pemerintah untuk bisa menjadi pilihan mengatasi tingginya harga tiket pesawat. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement