Rabu 26 Jun 2019 17:58 WIB

Kementan Siapkan Varietas Toleran Kekeringan

Kementan mengimbau petani memakai varietas seperti inpari 38 dan limboto.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Penyuluh pertanian memperlihatkan padi unggulan hasil panen dari bibit inpari 30 di sawah Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (30/3/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Penyuluh pertanian memperlihatkan padi unggulan hasil panen dari bibit inpari 30 di sawah Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (30/3/2019).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menghadapi musim kekeringan yang berpotensi mempengaruhi masa panen dan produksi musim tanam tahun ini Kementerian Pertanian menyiapkan varietas yang toleran atas kekeringan. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Edy Purnawan menjelaskan Kementan telah menyiapkan varietas yang berumur genjah dan toleran terhadap kekeringan, seperti Inpari 38, Situpatenggang, Limboto, Situbangendit, dan varietas lokal lainnya yang memiliki sifat toleran terhadap kekeringan. 

“Kami secara kontinu mengedukasi petani untuk berbudidaya tanaman dengan baik, sesuai iklim dan kondisi setempat, antara lain melalui pemilihan komoditas, varietas spesifik lokasi, pengaturan waktu tanam, pola tanam, teknik bercocok tanam, dan pengaturan ketersediaan air,” ujar Edy melalui keterangan persnya, Rabu (26/6).

Baca Juga

Selain itu, sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan budi daya tanaman secara spesifik lokasi, Edy menyebutkan Kementan telah menyebarkan informasi prakiraan iklim Musim Kemarau 2019. “Kami memiliki aplikasi KATAM atau Kalendar Tanam Terpadu yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam bercocok tanam. Aplikasi ini bisa diakses melalui website Balitbangtan (Badan Litbang Pertanian),” terangnya. 

Pada daerah yang memiliki sifat hujan di Bawah Normal (BN), terutama di Provinsi Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Jabar, Jatim, NTT, Kalteng, Sulut, Sulsel, Sultra, Malut dan Papua, perlu dilakukan upaya antisipasi terjadinya kerusakan tanaman akibat kekeringan dan serangan OPT. “Untuk daerah yang memiliki sifat hujan di bawah normal, kami telah antisipasi dengan pembuatan sumur suntik, pembuatan penampungan untuk panen air dan pembuatan biopori,” sebut Edy. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement