Senin 01 Jul 2019 14:00 WIB

Daging Ayam Jadi Faktor Penghambat Inflasi Jawa Timur

BPS mencatat Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,13 persen.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (Broiler) di Blitar, jawa Timur, Jumat (8/3/2019).
Foto: Antara/Irfan Anshori
Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (Broiler) di Blitar, jawa Timur, Jumat (8/3/2019).

EKBIS.CO, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, pemantauan terhadap perubahan harga selama Juni 2019 di 8 kota IHK Jatim menunjukkan adanya kenaikan harga di sebagian besar komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,13 persen, yaitu dari 135,19 pada Mei 2019, menjadi 135,36 pada bulan berikutnya.

"Inflasi Juni 2019 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2018. Pada Juni 2018, Jatim mengalami inflasi sebesar 0,42 persen," kata Kepala BPS Jatim Teguh Pramono di kantornya, Jalan Kendangsari Surabaya, Senin (1/7).

Baca Juga

Teguh mengungkapkan, pada Juni 2019, dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan sisanya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dicatatkan kelompok Sandang sebesar 0,94 persen. Kemudian diikuti kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,49 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,31 persen, kelompok Kesehatan 0,07 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,04 persen, serta Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0,03 persen.

"Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok Bahan Makanan yaitu sebesar 0,48 persen," ujar Teguh.

Menurut Teguh, tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi pada Juni 2019 ialah emas perhiasan, angkutan antar kota, dan tarif kereta api. Pada Juni 2019, harga emas perhiasan menjadi komoditas utama pendorong inflasi disebabkan adanya kenaikan yang drastis dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan harga emas perhiasan ini mengikuti kenaikan harga emas dunia.

Selain itu, lanjut Teguh, sektor transportasi ikut menjadi pendorong terjadinya inflasi akibat kenaikan tarif angkutan antar kota. Pun tarif kereta api. Hal ini terjadi karena adanya momen hari raya Idul Fitri, dimana melonjaknya pengguna moda transportasi untuk mudik ke kampung halamannya, sehingga harganya mengalami kenaikan.

Adapun, tiga komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi ialah bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Harga bawang putih mengalami penurunan pada Juni 2019 setelah pada bulan sebelumnya melonjak. Hal ini membuat bawang putih menjadi komoditas utama penghambat inflasi pada Juni.

Komoditas daging ayam ras juga mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini disebabkan banyaknya pasokan yang ada di pasaran sehingga membuat harganya jatuh. Komoditas telur ayam ras yang pada bulan sebelumnya mengalami kenaikan, pada Juni sudah mengalami penurunan. Sehingga turut menjadi faktor penghambat inflasi Juni 2019.

Teguh menambahkan, berdasarkan penghitungan angka inflasi di 8 kota IHK di Jawa Timur selama Juni 2019, enam kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo yaitu mencapai 0,48 persen. Kemudian diikuti Banyuwangi 0,36 persen, Madiun 0,22 persen, Surabaya 0,21 persen, Sumenep 0,10 persen, dan Kediri 0,08 persen.

"Sedangkan kota yang mengami deflasi antara lain Malang sebesar 0,17 dan Jember 0,16 persen," kata Teguh.

Jika dibandingkan tingkat inflasi kalender pada periode Januari-Juni 2018 di 8 kota IHK Jawa Timur, Madiun merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi, yaitu mencapai 1,63 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi kalender terendah adalah Kediri yang mengalami inflasi sebesar 0,72 persen. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement