EKBIS.CO, JAKARTA – Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending Akseleran optimistis mampu merealisasikan target pembiayaan kepada para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di akhir tahun 2019 sebesar Rp 1 triliun. Untuk mengejar target pembiayaan tersebut, salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) yang resmi menjadi institusi lender Akseleran.
Adapun penandatanganan kerja sama Akseleran dan Mandiri Tunas Finance berlangsung di Graha Mandiri, Jakarta, Rabu (24/7). Penandatanganan dilakukan oleh Ivan Tambunan selaku CEO & Co-Founder Akseleran dan Armendra selaku Direktur Mandiri Tunas Finance.
"Kehadiran Mandiri Tunas Finance menambah jumlah institusi lender kita yang tentunya akan mendukung penuh terealisasinya target pembiayaan Akseleran di akhir 2019 sebesar Rp 1 triliun,” ujar Ivan dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (26/7).
Menurut Ivan, Mandiri Tunas Finance menjadi institusi lender Akseleran dimulai dengan produk pembiayaan invoice financing yang hingga saat ini masih dominan di Akseleran dengan mencapai 80 persen dibandingkan produk pembiayaan lainnya.
"Kita harapkan kontribusi pembiayaan dari para institusi lender kita dapat mencapai hingga sebesar 30 persen di akhir tahun 2019 dan selebihnya berasal dari retail atau perorangan," jelas Ivan.
Adapun hingga pertengahan Juli 2019, Akseleran sudah berhasil menyalurkan total pembiayaan secara kumulatif hampir sebesar Rp 600 miliar kepada lebih dari 1.000 pinjaman. Sedangkan untuk jumlah pemberi dana pinjaman (lender) dari retail, terangnya, telah menambus lebih dari 100 ribu lender yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam mencapai target tersebut, Ivan mengungkapkan, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah strategi. Pertama, Akseleran akan terus menambah jumlah lender dari sektor ritel dan kedua akan bekerjasama dengan beberapa lembaga keuangan untuk menjadi lender melalui skema loan channeling.
Akseleran juga terus menjangkau lebih banyak UKM untuk menerima pinjaman baik melalui skema partnership, supply chain, maupun direct sales. "Seiring meningkatnya penyaluran pinjaman, kami tetap menjaga kualitas aset dan menargetkan rasio NPL tetap di bawah 1 persen hingga akhir tahun 2019," kata Ivan.