Jumat 02 Aug 2019 13:51 WIB

Tanaman Hias Indonesia Merambah Mancanegara

Produksi hortikultura tercatat terus mengalami peningkatan.

Red: EH Ismail
Pekerja melayani calon pembeli tanaman anggrek hias di Kawasan Taman Anggrek Ragunan, Jakarta, Rabu (30/1).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja melayani calon pembeli tanaman anggrek hias di Kawasan Taman Anggrek Ragunan, Jakarta, Rabu (30/1).

EKBIS.CO,  JAKARTA — Dalam beberapa tahun terakhir ini, Kementan fokus meningkatkan produksi hortikultura berpotensi ekspor. Cabai, bawang merah, jeruk, mangga, manggis, pisang, krisan dan dracaena terus didorong dalam bentuk pengembangan kawasan di daerah sentra produksi. 

"Tidak kurang dari 9 ribu hektare setiap tahunnya APBN dikucurkan untuk membentuk kawasan-kawasan buah dan florikultura," ujar Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (2/8).

Produksi hortikultura tercatat terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan BPS Tahun 2018 angka produksi buah mencapai 21,5 juta ton, sayuran 13 juta ton, tanaman hias 870 juta tangkai dan tanaman obat mencapai 676 ribu ton. 

Prihasto menambahkan capaian ekspor komoditas hortikultura 2018 sangat membanggakan. Kinerja volume ekspor hortikultura Tahun 2018 mencapai 435 ribu ton, naik 10,36 persen dibanding Tahun 2017 sebesar 394 ribu ton. Ekspor hortikultura (sayuran, buah, dan tanaman hias) meningkat 11,92 persen dengan nilai Rp 5 triliun di Tahun 2018 ke 113 negara tujuan ekspor. Ekspor sayuran naik 4,8 persen, sementara ekspor buah segar naik signifikan 154 persen.

Tahun ini  berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor tanaman hias mulai Januari hingga Mei 2019 mencapai 1.903 ton. Angka ini naik 27 persen dibandingkan Januari hingga Mei 2018 yang hanya 1.494 ton.

Khusus ekspor bunga krisan pada Tahun 2018 sebesar 59,1 ton dan senilai Rp 8,2 miliar sedangkan ekspor tanaman hias lainnya pada Tahun 2018 sebesar 4.533 ton,” ujar pria yang akrab disapa Anton ini.

Dari bulan Januari sampai dengan Mei 2019 ekspor Krisan ke Jepang mencapai 11,7 Ton dengan nilai 183.098,80 US$. Selain Jepang, tujuan ekspor krisan ke Kuwait, Malaysia dan Singapura.

Permintaan bunga potong masih lumayan tinggi di pasaran, yakni sebagai penambah estetika dengan kebutuhan per tahun 21,8 persen atau sekitar 1,2 juta per bulan.

Selain krisan, komoditas yang memiliki potensi ekspor adalah dracaena rata-rata permintaannya 18 ton per bulan dengan nilai sekitar Rp 250 juta. Tujuan ekspor ke Timur Tengah, Rusia dan India.

Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi menambahkan bahwa dalam mendukung peningkatan ekspor tanaman hias, Direktorat Buah dan Florikultura secara rutin menganggarkan pengembangan florikultura setiap tahunnya. Pada Tahun 2019 pengembangan florikultura 12.000 m2 dan pada Tahun 2020 direncanakan mencapai 200.000 m2.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement