EKBIS.CO, JAKARTA -- Amartha melalui Marthapedia menjelaskan apa itu credit scoring atau skor kredit yang biasa digunakan oleh perbankan atau perusahaan lembaga keuangan untuk mengevaluasi usaha mikro dan kecil dalam mendapatkan kredit. Dengan sistem ini, calon penerima dana dinilai layak atau tidak untuk mendapatkan pinjaman. Amartha menggunakan sistem ini untuk menilai kemampuan (ability) dan kemauan (willingness) membayar mitra usaha.
Berbeda dari skor kredit di perbankan yang menekankan pada riwayat pembayaran (credit history) dengan BI Checking, Amartha mengembangkan sendiri skor kredit dengan melakukan analisa risiko melalui pendekatan psikologis dan kepribadian. Amartha mengukur bagaimana korelasi kemungkinan kredit macet dengan kepribadian seseorang seperti sikap, niat baik, dan kepercayaan diri penerima dana.
Hal ini dilakukan karena mitra usaha Amartha merupakan masyarakat pedesaan yang tidak mempunyai akses dalam perbankan (unbanked people). Melalui sistem ini, Amartha ingin memberikan kemudahan untuk akses pendanaan yang ringan (mulai dari Rp 3 Juta), tanpa adanya penjaminan (collateral).
Seperti dalam siaran pers Amartha, saat ini, mayoritas analisa kelayakan peminjam dilakukan secara konvensional serta didasari atas kepemilikan jaminan. Selain itu, bank juga membutuhkan laporan keuangan yang memadai untuk melihat performa usaha. Skema ini dinilai sulit untuk dipenuhi para pelaku usaha mikro yang bergerak di sektor informal seperti peternak ikan cupang, pedagang nasi uduk, dan beragam pengusaha lainnya yang menjalankan usaha di pedesaan.
"Keunggulan dari sistem yang dikembangkan Amartha ini adalah sistem yang dinamis berbasis machine learning (statistic komputasi). Kecepatannya dalam proses loan origination atau pemprosesan aplikasi untuk menghasilkan simulasi jumlah plafon, rate, dan jangka waktu yang optimal untuk setiap calon peminjam. Amartha menggunakan sistem ini sebagai bentuk mitigasi risiko terbaik," ujar Amartha.
Amartha telah memiliki pengalaman dalam melayani segmen ultra mikro sejak 2010. Pada 2016, Amartha bertransformasi menjadi perusahaan tekfin micro lending yang menghubungkan peminjam dengan pendana melalui sistem teknologi infomasi. Hingga saat ini, pembayaran tepat waktu di Amartha mencapai 99,84 persen (Mei 2018). Nilai pembayaran tepat waktu yang dimaksud sesuai dengan definisi OJK, yakni pembayaran lancar (tidak ada keterlambatan lebih dari 30 hari per 1 bulan).
"Melalui informasi yang disampaikan secara transparan pada platform amartha.com, Amartha ingin calon pendana mendapatkan informasi yang mereka butuhkan sebelum mengambil keputusan dalam melakukan pendanaan,"ujar Amartha.