EKBIS.CO, JAKARTA -- Kinerja penjualan semen domestik pada semester satu 2019 mengalami penurunan sebesar 1,82 persen atau 29,5 juta ton. Penurunan ini lebih rendah dibandingkan semester satu 2018 yang tumbuh 3,59 persen.
GM of Marketing Semen Indonesia Johanna Daunan mengatakan penurunan tersebut berimbas pada penjualan Semen Indonesia lebih rendah sebesar 13,78 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya 14,77 juta ton.
“Faktor cukup dominan yang menekan penjualan kami berasal lesunya permintaan semen pada penjualan ritel,” ujarnya saat Publik Expose Live 2019 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (21/8).
Menurutnya saat ini perseroan masih mengandalkan segmen penjualan ritel. Namun, sepanjang enam bulan tahun ini pembangunan perumahaan ritel masih belum tumbuh signifikan.
“Jadi hal itu pengaruh terhadap pemintaan semen, itu yang kami rasakan,” ucapnya.
Sementara SVP of SMO & Communication Semen Indonesia Ami Tantri menambahkan penurunan kinerja perseroan juga disebabkan kelebihan pasokan dan serbuan produsen semen dari China. “Karena saat ini terjadi kelebihan pasokan (over capacity), jadi kami tidak melakukan ekspansi di luar negeri,” ucapnya.
Sepanjang semester satu 2019, perseroan hanya mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 484,78 miliar atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya Rp 971,34 miliar. Padahal, kata Ami, industri semen seharusnya bisa berkolerasi dengan tren pertumbuhan PDB dalam negeri sekitar lima persen.
“Sentimen katalis negatif seperti Pemilu juga memberikan pengaruh. Memang sampai Juli, secara permintaan di pasar domestik itu turun 2,1 persen,” ucapnya.
Ke depan, perseroan optimis penjualan semen pada akhir tahun ini kembali membaik.