EKBIS.CO, BALI -- Gubernur Bank Indonesia (BI) sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo mengatakan, Indonesia memiliki peluang dalam menjaga pertumbuhan ekonomi ke depan sambil tetap memperhatikan stabilitas keuangan. Hanya saja, upaya ini harus diterapkan melalui berbagai kebijakan.
Salah satu kebijakan yang disebutkan Perry adalah mendorong pertumbuhan industri manufaktur. Baik itu di sektor otomotif, garmen maupun makanan dan minuman. "Juga hilirisasi dari berbagai sumber daya (alam) di Indonesia," tuturnya dalam konferensi pers Sidang Pleno ISEI XX dan Seminar Nasional di Kuta, Bali, Rabu (28/8).
Perry menjelaskan, kebijakan lain yang harus dilakukan adalah bagaimana Indonesia dapat mendorong pasar keuangan lebih lanjut. Di sisi lain, mendorong kebijakan penanaman modal asing sehingga dapat diarahkan ke sektor prioritas, yakni manufaktur.
Kebijakan tersebut juga dijalankan seiring dengan pendalaman pasar keuangan. Dengan demikian, Perry mengatakan, ekonomi Indonesia akan lebih tahan terhadap guncangan eksternal karena tidak terpengaruh arus portofolio.
Secara umum, Perry mengatakan, kebijakan-kebijakan transformasi ekonomi memang dibutuhkan. Khususnya untuk memperkuat daya saing produktivitas.
"Termasuk juga transformasi di sumber daya manusia untuk mendorong ekonomi ke depan, sekaligus investasi," ujarnya.
Tidak kalah penting, Perry juga menyebutkan peranan ekonomi digital untuk mengarahkan dan mengangkat inovasi maupun inklusi dalam pertumbuhan ekonomi. Banyak perusahaan rintisan (start up) yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk digital financing.
Untuk mendukung pengembangan ekonomi digital, Perry menambahkan, BI meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS) yang baru diluncurkan pada Agustus ini. Standar ini menjadi pedoman untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile banking.
Perry menilai, pemanfaatan ekonomi digital sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat prospektif. Baik dari segi jumlah penduduk maupun penggunaan internet. "Ini dapat mendorong inklusi ekonomi," katanya.