Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Menguatnya harga emas yang cenderung konsisten dalam jangka waktu lebih lama membuka peluang bagi startup untuk membangun inovasi bisnis yang baru. Untuk memudahkan masyarakat menabung emas, platform transaksi emas digital MasDuit resmi meluncur belum lama ini.
MasDuit menawarkan transkasi jual-beli hingga cetak dan transfer emas dalam satu aplikasi yang dapat diunduh lewat website, Play Store (Android), dan Apple Store (Apple).
CEO PT Aurum Digital Internusa (perusahaan yang meluncurkan MasDuit) Bony Hudi menyatakan, inovasi ini datang dari pola konsumsi masyarakat saat ini. Beda dengan toko emas konvensional, MasDuit menyediakan ukuran emas dalam gramasi yang kecil, mulai dari 0,1 gram, 0,25 gram dan 0,5 gram sehingga siapa pun bisa mulai menabung emas. Selain itu, emas yang dimiliki bisa dicetak, disediakan oleh PT Hartadinata Abadi Tbk.
Baca Juga: Bukalapak Tawarkan Program Cicil Emas Digital, Minat?
"Kalau biasanya emas fisik terkecil ada di 1 gram atau beberapa ada 0,5 gram. Sekarang yang kami punya beratnya 0,1 gram karena kerja sama dengan Hartadinata. MasDuit memiliki fitur beli, jual, ambil, dan transfer seperti aplikasi lainya. Kami menyasar milenial usia 18-35 tahun dan young mom (ibu muda) usia 25-35 tahun. Pecahan kecil diharapkan mampu mendorong minat pasar untuk menabung emas sejak dini," kata dia baru-baru ini.
Meski saat ini, emas fisik yang tersedia di MasDuit memiliki berat di bawah 1 gram, ke depannya, Bony mengatakan bahwa akan ada besaran emas di atas 1 gram. Kemungkinan di Oktober dengan besaran 1 gram hingga 10 gram.
"Proses pencetakan emas fisik ini tidak perlu menunggu waktu banyak. Hal ini dikarenakan MasDuit sudah memiliki stok. Sebenarnya yang kami jual itu emas fisik, jadi ketika konsumen membeli emas di MasDuit, wujudnya sudah ada dan disimpan di kami," tambah dia.
Bony berharap aplikasi ini hingga akhir tahun bisa mencapai sekitar 500.000 pengguna. Dari angka tersebut, ia juga menargetkan 30% di antaranya merupakan pengguna aktif.
Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie mengungkapkan, sebenarnya produk-produk investasi tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Sebab masing-masing punya karakter tersendiri yang berbeda dengan produk investasi lain. Misalnya investasi emas dan deposito. Kedua jenis investasi tersebut, tegas dia, tidak bisa dibandingkan mana yang lebih baik.
Baca Juga: Mau Beli Emas Digital? Simak Dulu Aturannya...
"Jadi, saat kita berinvestasi, prinsipnya pasti ada risiko. Tidak mungkin invetasi tidak ada risiko. Risiko yang kita kenal ada risiko likuiditas, gagal bayar, dan fluktuasi," kata dia.
Alasan pertama, sebab keduanya memiliki jenis risiko yang berbeda. Investasi emas memiliki risiko fluktuasi harga. Sementara investasi deposito memiliki risiko likuiditas dan gagal bayar.
"Deposito dan emas itu punya risiko yang berbeda. Deposito risikonya likuiditas dan gagal bayar. Kalau banknya collapse, duit kita tidak balik. Emas itu agak beda karena risikonya fluktuasi harga. Tapi pada saat dia pegang fisik emasnya, maka itu menjadi milik dia. Dia tidak tergantung pada pihak ketiga," tandas dia.