Jumat 20 Sep 2019 13:10 WIB

Maksimalkan E-Commerce, Indonesia Perlu Tiru Cina

Sumbangsih e-commerce terhadap kinerja ekonomi nasional sejauh ini masih kecil

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Maksimalkan Sumbangsih E-Commerce, Indonesia Perlu Tiru China. (FOTO: Reuters/Chance Chan)
Maksimalkan Sumbangsih E-Commerce, Indonesia Perlu Tiru China. (FOTO: Reuters/Chance Chan)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Meski penggunaannya di masyarakat Indonesia kian masif dalam beberapa tahun terakhir, sumbangsih bisnis e-commerce terhadap kinerja perekonomian nasional sejauh ini masih terbilang sangat kecil.

Institut for Development of Economics and Finance (INDEF) mencatat bahwa kontribusi bisnis e-commerce dalam negeri secara keseluruhan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tak lebih hanya 0,7 persen saja.

“Karena barang-barang yang diperjualbelikan rupanya kebanyakan barang-barang impor, sehingga produsen dalam negeri, misalnya, tidak ikut merasakan dampak dari e-commerce. Lalu, baik pembeli dan penjualnya ternyata kebanyakan masih penduduk Jawa, sehingga meskipun transaksinya online, namun tetap belum mampu menggerakkan ekonomi di daerah,” ujar Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Baca Juga: E-Commerce Pengaruhi Naiknya Impor Barang Konsumsi, Pemerintah Disarankan Lakukan Hal Ini

Terkait minimnya kontribusi e-commerce ini, menurut Bhima, pemerintah Indonesia perlu meniru apa yang dilakukan oleh pemerintah China dengan raksasa bisnis e-commerce di sana, Alibaba. Menurut Bhima kolaborasi pemerintah China dan Alibaba terbukti berhasil mendongkrak kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM) secara keseluruhan di negara tersebut.

“Alibaba itu punya lini bisnis namanya Taobao yang kerja sama dengan pemerintah (China). Pemerintah kebagian tugas siapkan infrastruktur di desa-desa terpencil mulai dari litrik hingga internet untuk mendukung kinerja produksi UKM di daerah. Lalu, Taobao yang bertugas mengagregasi UKM-UKM itu agar produknya lebih bisa terserap pasar,” tutur Bhima.

Baca Juga: E-Commerce Ini Rilis Fitur Pembayaran Pajak Tanpa Antre

Konsep sinergi pemerintah-swasta semacam itu dikatakan Bhima sangat mungkin untuk diadopsi diterapkan di Indonesia. Syaratnya hanya satu, pemerintah harus memiliki kepedulian dan komitmen yang kuat untuk mendukung pengembangan bisnis UKM sebagaimana yang selama ini telah ditunjukkan dan dipraktekkan oleh pemerintah China.

“Pasar kita itu kan sangat besar. Ada 260 juta jiwa. Kenapa nggak (potensi) ini digarap dengan lebih maksimal untuk memajukan UKM kita. Caranya adalah menarik mereka (UKM daerah) sekuat tenaga agar ikut juga tumbuh dari tren bisnis e-commerce. Jangan yang diuntungkan hanya importir barang China saja, sehingga pasar yang sangat besar dan prospektif tadi malah lebih dinikmati oleh UKM-UKM dari China untuk pengembangan pasar mereka,” tegas Bhima.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement