Senin 23 Sep 2019 17:02 WIB

Soal Cryptocurrency, Facebook Minta Dukungan Politikus

Facebook akan merilis mata uang kripto Libra.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Untuk Jaga Stabilitas Cryptocurrency-nya, Facebook Minta Dukungan dari . . . .. (FOTO: Unsplash/Dmitry Moraine)
Untuk Jaga Stabilitas Cryptocurrency-nya, Facebook Minta Dukungan dari . . . .. (FOTO: Unsplash/Dmitry Moraine)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Facebook agaknya terlalu cepat mengklaim soal kestabilan dari mata uang kriptonya, Libra, yang akan didukung oleh kekuatan mata uang dunia. Pertanyaannya, mata uang yang mana?

Mengirim surat kepada Politisi Jerman, Fabio De Masi, Facebook mengatakan, dolar Amerika Serikat (AS) akan mewakili 50% dukungan untuk Libra. Dukungan lain akan berasal dari euro (18%), yen Jepang (14%), pound Inggris (11%), dan dolar Singapura (7%). 

Tak ada yuan milik China, tak mengejutkan. "Ketiadaan itu dapat menenangkan politisi AS yang meneliti Libra, (mengingat) para pejabat AS telah lama menuduh China melunakkan yuan untuk mendukung ekspornya," tulis Reuters dalam laporannya, dikutip dari EndGadget, Senin (23/9/2019).

Baca Juga: Luncurkan Mata Uang Kripto, Petinju Ini Dibeking Konglomerat Arab dan Michael Owen

Apalagi, markas besar Facebook berada di AS, maka tak heran kekuatan terbesarnya berasal dari dolar AS. Jika nantinya ketimpangan dukungan itu tak berjalan baik, itu masalah yang berbeda.

Tujuan dukungan itu ialah mencegah volatilitas seperti yang dialami oleh Bitcoin ataupun mata uang kripto lain. Namun, Prancis, Jerman, dan sejumlah negara cemas kalau Libra akan merusak sistem keuangan mereka.

Dukungan yang solid mungkin tak terlalu dibutuhkan jika Libra tak tersedia di negara-negara utama, khususnya negara-negara yang mestinya mendukung uang virtual sejak awal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement