EKBIS.CO, MALANG -- Alat deteksi dini diabetes melitus Biosains UB, Rapid Test Glutamic acid decarboxylase 65 (GAD65) Universitas Brawijaya (UB) siap dipasarkan ke masyarakat. Produk yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) tersebut resmi diluncurkan, Kamis (26/9).
Ketua Tim Peneliti UB, Profesor Aulanni'am menilai, Rapid Tes GAD65 sebagai produk pertama Indonesia untuk medical devices yang dimotori oleh UB. "Dan saat ini kita sudah menerima Purchase Order (PO)," kata Aulanni'am.
Aulanni'am menargetkan bisa memproduksi 800 ribu kit setiap bulannya. Untuk mencapainya, kata dia, tim Biosains sudah meminta rektor UB menambah pekerja outsourcing. Hal ini terutama pada bagian pengemasan produk.
Dengan adanya produk ini, Aulanni'am berharap, penderita diabetes Indonesia bisa berkurang. Sebab, penyakit ini kelak sudah terdeteksi di awal sehingga bisa diatur pola makan dan gaya hidupnya. Apalagi, produk ini bisa mendeteksi penyakit diabetes hingga 14 tahun ke depan.
Biosains Rapid Test GAD65 merupakan rapid test yang bisa mendeteksi Diabetes Mellitus (DM) tipe 1 dan 1,5. Pada kit ini, deteksi dilakukan terhadap keberadaan autoantibodi GAD65 yang merupakan penanda dini kerusakan sel beta pankreas. Kit ini mampu mendeteksi awal terjadinya autoimun diabetes sehingga dapat dilakukan pada bayi dan anak-anak yang memiliki riwayat penderita diabetes melitus dalam keluarganya.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementerian Riset, Teknologi dan PendidikanTinggi, Profesor Ismunandar, mengatakan, Indonesia saat ini masih bergantung pada produk impor. Hal ini tentunya sangat mengganggu devisa nasional. Ditambah lagi, ketergantungan bahan baku obat masih sekitar 95 persen dari tahun ke tahun.
"Dan dengan peluncuran Rapid Tes GAD65 diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk impor," jelasnya.