Senin 07 Oct 2019 21:06 WIB

RI Berharap Belanda Bantu Atasi Diskriminasi Sawit di Eropa

Ekspor minyak sawit Indonesia ke Eropa pada 2018 turun menjadi 4,8 juta ton

Red: Nidia Zuraya
Sawit
Foto: Kementan
Sawit

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah RI berharap Belanda dapat membantu mengatasi persoalan diskriminasi terhadap produk minyak sawit Indonesia di Eropa. Dukungan yang diberikan Belanda terhadap pengelolaan sawit berkelanjutan di Indonesia diberikan melalui program pengembangan kapasitas bagi para petani kelapa sawit.

Kerja sama pengembangan kapasitas tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pemerintah Belanda dan pemerintah Indonesia di New York, Amerika Serikatpada 26 September lalu.

Baca Juga

“Jadi yang dilakukan Belanda adalah dalam konteks memastikan bahwa produk sawit kita yang masuk ke Belanda berasal dari sumber yang berkelanjutan,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah, usai menghadiri diskusi publik yang diisi oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Jakarta, Senin (7/10).

Dalam beberapa waktu terakhir, ekspor sawit Indonesia terhambat setelah Uni Eropa melarang produk minyak sawit masuk ke negara-negara anggota blok tersebut akibat isu kelestarian lingkungan. Untuk itu, pemerintah Indonesia terus menggiatkan diplomasinya untuk memerangi diskriminasi terhadap produk sawit di Eropa.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor minyak sawit ke Eropa pada 2018 turun menjadi 4,8 juta ton atau senilai 3 miliar dolar AS, dari 3,5 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya. Sementara Belanda masuk dalam tiga negara tujuan utama ekspor sawit Indonesia dengan jumlah yang dikirim mencapai 1,2 juta ton pada 2018.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement