Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Ratusan gerai Forever 21 kabarnya akan segera tutup karena bisnis milik pasangan suami istri asal Korea Selatan, Jin Sook dan Do Won Chang, ini telah dinyatakan bangkrut. Gerai fesyen ritel ini terlilit utang dan minat beli masyarakat terhadap merek ini telah berkurang.
Perusahaan mengumumkan akan menutup 178 gerai di Amerika Serikat (AS) dan kemungkinan seluruh gerai secara global akan ditutup kemudian.
Sebagai bagian dari strategi restrukturisasi, perusahaan berencana untuk keluar dari sebagian besar lokasi internasionalnya di Asia dan Eropa, tetapi akan melanjutkan operasinya di Meksiko dan Amerika Latin.
"Ini adalah langkah penting dan perlu untuk mengamankan masa depan perusahaan kami, yang akan memungkinkan kami untuk mengatur kembali bisnis kami dan mengubah posisi Forever 21," kata Linda Chang, Wakil Presiden Eksekutif Forever 21, Inc.
Dia menuturkan bahwa perusahaan juga mendapat manfaat dari hubungan selama puluhan tahun dengan para vendornya. Dimana hal tersebut mengarah pada kesepakatan mendukung upaya restrukturisasi Forever 21.
Guna memfasilitasi restrukturisasi, Forever 21 telah memeroleh pinjaman dari JPMOrgan Chase Bank, N.A selaku agen sebesar US$275 juta dan US$75 juta dari modal baru dari TPG Sixth Street Partners, dan beberapa dana afiliasinya.
Bermodalkan dana tersebut, Forever 21 bermaksud untuk beroperasi dalam bisnis seperti biasa, menghormati semua kebijakan perusahaan, termasuk kartu hadiah, pengembalian, penukaran, penggantian, dan pembelian penjualan.
“Pembiayaan yang diberikan oleh JPMorgan dan TPG Sixth Street Partners akan mempersenjatai Forever 21 dengan modal yang diperlukan untuk melakukan perubahan kritis di AS dan luar negeri untuk merevitalisasi merek kami dan mendorong pertumbuhan kami, memungkinkan kami untuk memenuhi kewajiban berkelanjutan kami kepada pelanggan, vendor, dan karyawan," ungkapnya.