EKBIS.CO, BANDUNG -- Sebanyak 2.000 pedagang pasar tradisional di enam pasar yang berada di Kota Bandung akan dilatih untuk bisa mengembangkan bisnis secara online atau marketplace. Diharapkan, keterlibatan para pedagang pada bisnis tersebut akan meningkatkan pendapatan mereka.
Kepala Seksi Pengembangan dan Fasilitasi Platform Perdagangan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Puti Adella Elvina mengungkapkan dorongan agar pedagang pasar tradisional berbisnis di marketplace dilakukan dalam rangka pengembangan ekonomi digital yang digagas sejak 2017 silam.
"Target kita 8 juta (pedagang bisnis online se-Indonesia). Kita kerjasama dengan beberapa marketplace. Program ini sudah diadakan di 15 kabupaten/kota," ujarnya di Kota Bandung, Kamis (17/10).
Tujuan dari program "Grebeg Pasar UMKM Go Online", ia mengungkapkan agar pedagang pasar bisa bertransformasi bisnis di segmen online sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan. Selama ini, menurutnya para pedagang pasar relatif kurang melek terhadap perkembangan teknologi.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan sosialisasi dan literasi kepada para pedagang pasar serta membuka akses ke pasar yang lainnya. Keenam pasar tersebut yaitu Pasar Banceuy, Kosambi, Pasar Cicadas, Pasar Palasari, Pasar Andir dan Pasar Baru.
"Diharapkan mereka (pedagang) punya toko secara online dan offline," ungkapnya. Katanya, para pedagang yang bisa mengikuti program ini lebih dominan pedagang produk kering. Namun dibeberapa daerah terdapat pedagang produk basah yang sudah bekerja sama dengan marketplace lokal.
Puti mengatakan beberapa pedagang yang akhirnya masuk di dunia marketplace berhasil mendapatkan omzet yang besar. Seperti katanya salah seorang pedagang di pasar Kebon Kembang, Bogor yang memiliki omzet Rp 100 juta perbulan.
Saat ini, dirinya mengatakan, pihaknya tengah melakukan pelatihan kepada sejumlah pedagang dan akan meneruskan pelatihan di pasar yang lainnya selama dua minggu.
"Dua minggu mendatang ke enam lokasi pasar akan melakukan edukasi bagaimana terdaftar di marketplace. Kita dampingi, pas diberikan edukasi mereka langsung daftar ke market place," katanya. Pihaknya pun akan melakukan pendampingan terhadap para pedagang tersebut.
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengembangan E-Commerce, Dinas Perdagangan dan Industri kota Bandung, Meiwan Kartiwa menambahkan sejak 2017 sudah membina 410 pelaku usaha yang melakukan kegiatan bisnis di marketplace. Pihaknya terus melakukan pendampingan.
"Sampai saat ini mereka aktif berjualan," katanya. Dirinya menambahkan, para pelaku usaha tersebut berbisnis dibidang pakaian, craft dan bukan produk basah yang dijual. Selain itu, mereka bukan berasal dari pedagang pasar.
Terkait dengan peningkatan omzet, dirinya mengaku belum mengetahui persis peningkatannya. Namun pihaknya akan segera meminta ke salah satu marketplace yang bekerja sama.