Program misi pembelian selama dua hari penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 berhasil membukukan kontrak dagang senilai US$ 561,7 juta. Jumlah tersebut diperoleh dari penandatangan nota kesepahaman (MoU) hari kedua pada 17 Oktober sebesar US$ 169,3 juta dan di hari pertama pada 16 Oktober sebesar US$ 392,4 juta.
“Pada hari kedua gelaran TEI 2019, sebanyak 32 nota kesepahaman misi pembelian dengan 14 negara telah ditandatangani. Dengan demikian, total telah ditandatangani 84 MoU dengan 33 negara,” ujar Dody Edward, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Pedagangan RI, di Tangerang, dalam siaran pers (18/10/2019).
Ada 14 negara yang menandatangani kontrak misi pembelian pada hari kedua antara lain Vietnam, Filipina, Tiongkok, Mesir, Jerman, Inggris, Singapura, Nigeria, Australia, Taiwan, Malaysia, Arab Saudi, Irak, dan Yordania.
Adapun produk-produk yang diminati pada hari kedua yaitu sarang burung walet, kopi, bumbu masakan, produk kertas, biji vanili, plastik, sayuran, buah-buahan, makanan laut, kaos kaki halal, pemanis buatan, bubuk cabai penyedap, biji wijen, hasil perkebunan, produk makanan dan minuman, sabun, serta makanan olahan.
Dody menegaskan, program misi pembelian terus dilakukan Kementerian Perdagangan sebagai upaya peningkatan ekspor nasional. Misi pembelian merupakan salah satu skema kegiatan promosi yang disediakan Kemendag untuk membantu dunia usaha agar dapat melakukan kesepakatan dan atau transaksi dalam rangka ekspor.
Sebelumnya, pada hari pertama TEI 2019 berhasil membukukan kontrak senilai US$ 392,4 juta. Nilai kontrak tersebut berasal dari 54 MoU misi pembelian dengan 17 negara. “Diharapkan capaian misi pembelian akan terus bertambah. Mengingat kegiatan TEI 2019 masih terus berjalan,” kata Dody.
www.swa.co.id