EKBIS.CO, JAKARTA— Bio Farma mendapatkan fasilitas kredit investasi sindikasi dari tujuh perbankan nasional. Kredit yang dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk selaku Joint Mandated Lead Arranger and Bookrunner (JMLAB) sebesar Rp 2,25 triliun. Adapun fasilitas pembiayaan ini mencakup skema konvesional sebesar Rp 1,65 triliun dan skema non konvensional sebesar Rp 600 miliar.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan ketujuh perbankan nasional antara lain BNI, BRI, Bank Mandiri, BNI Syriah, BRI Syariah, Mandiri Syariah dan Indonesia Eximbank. Adapun tujuan fasilitas pinjaman ini guna mendorong perkembangan ekonomi syariah termasuk pendanaan skema syariah untuk pembangunan infrastruktur kesehatan di Indonesia.
“Skema kredit investasi ini menggunakan skema konvensional dan syariah (pembiayaan musyarakah),” ujarnya saat konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (24/10).
Fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk membangun fasilitas penunjang produksi baik produk eksisting maupun produk baru untuk membantu rencana ekspansi pasar Bio Farma pada masa mendatang. Sekaligus meningkatkan kebutuhan ekspor pada tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun ke 144 negara pengekspor.
"Pendanaan kredit investasi ini akan kami gunakan untuk penambahan fasilitas penunjang produksi dan perangkatnya seperti fasilitas Quality Control, persiapan pre produksi, uji klinis, dan maintenance fasilitas produksi. Sejalan dengan bertambahnya fasilitas produksi terbaru yang masih dalam tahap penyelesaian," ucap dia.
Honesti menjelaskan produk eksisting yang akan ditingkatkan kapasitasnya antara lain vaksin Pentavalen dan peningkatan kapasitas bahan aktif (API) untuk bulk tetanus dan difteri. Adapun produk masa depan Bio Farma termasuk diantaranya Vaksin MR, Vaksin Typoid dan Vaksin Rotavirus yang akan menggunakan fasilitas baru dibangun di daerah Pasteur Bandung
Di samping itu, fasilitas pinjaman ini merupakan langkah strategi pasca ditunjuk sebagai induk holding BUMN Farmasi. Strategi lainnya antara lain menambah pangsa pasar baik di dalam negeri maupun untuk pasar ekspor. Strategi ini sejalan dengan status Bio Farma sebagai perusahaan BUMN yang hadir untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, dengan memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri.
“Peran Bio Farma di pasar global, dengan memperluas pasar ekspor dengan ekspansi ke benua Afrika dan beberapa negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI),” ucapnya.