EKBIS.CO, WASHINGTON – Raksasa teknologi Amazon menghadapi penurunan keuntungan untuk pertama kalinya selama lebih dari dua tahun. Tren ini disebabkan pengeluaran besar perusahaan untuk mempercepat proses pengiriman. Biaya yang dibutuhkan nyatanya lebih besar dibandingkan kenaikan tingkat penjualan.
Dilansir di The Verge, Jumat (25/10), Amazon juge mengecewakan para pemegang saham dengan proyeksi pertumbugan yang akan melambat pada periode Natal mendatang. Padahal, momen tersebut kerap kali menjadi momen sibuk. Proyeksi ini membuat saham menjadi turun hampir sembilan persen pada akhir masa perdagangan.
Saham Amazon telah jatuh sejak perusahaan mengumukan rencana untuk memberikan layanan pengiriman satu hari kepada anggota yang berlangganan Prime pada April. Kepala eksekutifnya, Jezz Bezos, telah berjanji bahwa inevstasi tersebut akan membuahkan hasil dalam jangka panjang. Nyatanya, langkah yang menelan biaya jutaan dolar itu terbukti lebih mahal dibandingkan prerkiraan awal.
Amazon menyebutkan, pendapatan pada Juli sampai September telah meningkat sebesar 24 persen menjadi 70 miliar dolar AS. Tapi, laba perusahaan turun dari 2,8 miliar dolar AS pada tahun lalu menjadi 2,1 miliar dolar AS.
Ini menjadi pertama kaliya laba Amzon turun secara year on year (yoy) sejak paruh pertama 2017. Penurunan laba menjadi kejutan bagi investor yang telah menikmati pertumbuhan laba selama bertahun-tahun.
Tidak hanya di kuartal ketiga, Amazon memperingkatkan perlambatan penjualan juga akan tejradi pada kuartal keempat. Bahkan, tingkat kecepatannya akan lebih lambat dibandingkan periode Juli-September. Meski pendapatan dapat tumbuh 11 persen sampai 20 persen pada kuartal mendatang, laba akan tetap turun.
Tapi, Amazon tidak akan menghentikan langkahnya. Menurut Bezos, pelanggan menyukai transisi Prime dari dua hari menjadi satu hari. Mereka bahkan sudah memesan miliaran barang dengan fitur terbaru. "Ini investasi besar. Ini keputusan jangka panjang yang tepat bagi pelanggan," katanya.