EKBIS.CO, WASHINGTON -- CEO Boeing, Dennis Muilenburg, dihadapkan dengan berbagai hujaman pertanyaan dari para senator AS, Selasa (29/10), tentang dua kecelakaan pesawat jet 737 MAX. Boeing juga dituduh menyembunyikan informasi tentang masalah pada sistem penerbangan pesawat 737 MAX.
"Kami telah membuat kesalahan, dan kami melakukan beberapa kesalahan," kata Muilenburg, dilansir di AP, Rabu (30/10).
Beberapa anggota Komite Perdagangan Senat memotong Muilenburg ketika mereka percaya dia gagal menjawab pertanyaan mereka tentang sistem kontrol penerbangan utama yang terlibat dalam kedua kecelakaan itu.
Boeing berhasil melobi regulator penerbangan AS untuk merahasiakan penjelasan mengenai sistem penerbangan Boeing 737 MAX yang disebut MCAS. Setelah kecelakaan itu, perusahaan mencoba menyalahkan para pilot, kata Senator Richard Blumenthal, D-Conn.
"Pilot-pilot itu tidak pernah punya kesempatan. Para penumpang tidak pernah memiliki kesempatan. Mereka berada di peti mati terbang karena Boeing memutuskan bahwa mereka akan menyembunyikan MCAS dari pilot,"
kata Blumenthal.
Senator Tammy Duckworth mengatakan Boeing membuat pilot-pilot itu gagal dengan tidak memberi tahu mereka bagaimana menangani kontrol terhadap hidung pesawat pada 737 MAX berbeda dari seri 737 yang pernah dibuat sebelumnya oleh Boeing.
"Boeing belum mengatakan seluruh kebenaran kepada komite ini dan kepada keluarga dan kepada orang-orang yang melihat ini, dan keluarga-keluarga ini menderita karenanya," kata Duckworth yang tampak marah ketika dia menunjuk kerabat penumpang yang meninggal.
Muilenburg membantah bahwa Boeing pernah menyalahkan para pilot. Beberapa kali musim semi dan musim panas ini dia mengatakan kecelakaan itu disebabkan oleh rangkaian peristiwa, bukan faktor tunggal. Komentar itu secara luas dipandang sebagai membelokkan semua kesalahan kepada para pilot.
Muilenburg mengatakan kepada para senator bahwa Boeing selalu melatih pilot untuk merespons efek yang sama yang disebabkan oleh kegagalan sistem MCAS, suatu kondisi yang disebut runaway trim, yang dapat disebabkan oleh masalah lain.
Kepala insinyur Boeing untuk pesawat komersial, John Hamilton, menghabiskan sekitar 80 menit di meja saksi. Komite kemudian mendengar dari dua pejabat keselamatan yang membantu membentuk laporan tentang pesawat Boeing.
Sidang berlangsung tepat satu tahun setelah tragedi jatuhnya pesawat 737 MAX milik maskapai Lion Air di lepas pantai Indonesia dan lebih dari tujuh bulan setelah kecelakaan kedua pesawat tipe yang sama di Ethiopia. Secara keseluruhan, 346 orang meninggal dalam tragedi naas tersebut.
Kesaksian Muilenburg adalah yang pertama oleh seorang eksekutif Boeing sejak kecelakaan itu. Muilenburg mengatakan kepada para senator bahwa Boeing sedang dalam tahap akhir memperbarui perangkat lunak penerbangan untuk meningkatkan keselamatan dengan menambahkan redundansi, mengikat MCAS ke sensor kedua dan komputer kedua setiap saat, dan membuat kemampuan sistem untuk mendorong hidung pesawat ke bawah menjadi kurang kuat.
Boeing yang berbasis di Chicago berharap untuk memenangkan persetujuan badan regulator penerbangan AS (FAA) pada akhir tahun untuk mengembalikan pesawat ke penerbangan. FAA juga sedang diperiksa karena mengandalkan karyawan Boeing untuk melakukan beberapa tes sertifikasi dan inspeksi.
Ini adalah pendekatan yang telah diikuti FAA selama bertahun-tahun. "Kita perlu tahu apakah Boeing dan FAA bergegas untuk mensertifikasi MAX," kata ketua sidang komite Kongres AS Roger Wicker.
Komite tidak mendapatkan jawaban untuk pertanyaan itu. Senator Jon Tester, mengindikasikan dia tidak akan menunggu untuk itu, menuduh Boeing memotong sudut keamanan.
Senator lain menyebutkan pesan internal dan email pada 2016 oleh pilot uji senior Boeing, yang melaporkan adanya masalah 'mengerikan' saat menguji MCAS pada simulator penerbangan dan mengatakan dia 'tidak sadar' telah berbohong kepada regulator. Boeing menyerahkan pesan ke Departemen Kehakiman awal tahun ini tetapi tidak memberi tahu FAA atau Kongres sampai bulan ini.
Sementara senator Ron Johnson, Bertanya mengapa Boeing tidak menangguhkan pesawat segera setelah kecelakaan pertama, ketika mengetahui bahwa sistem MCAS bermasalah. Mengapa perlu kecelakaan lagi?
"Kami telah menanyakan pertanyaan itu berulang kali. Jika kami tahu segalanya akan seperti yang kita tahu sekarang, kami akan membuat keputusan yang berbeda."kata Muilenburg.